Liputan6.com, Roma - Mantan pelatih Timnas Republik Irlandia, Giovanni Trapattoni bersyukur batal berangkat ke Pantai Gading. Dia lolos dari maut peristiwa berdarah yang terjadi di sana Senin, (14/3/2016) lalu.
Rencana semula, Mr Trap bertolak ke Pantai Gading untuk meneken kontrak dengan federasi sepak bola Pantai Gading tepat pada tanggal penyerangan di resor terkenal Grand Bassam.
Selama di Pantai Gading, pelatih berpaspor Italia itu akan tinggal di resor tersebut; yang ternyata menjadi sasaran teror. Empat orang teroris melakukan penembakan brutal pada siang hari. Setidaknya, 16 orang tewas dalam aksi itu. Kelompok Al Qaeda bertanggung jawab atas insiden ini.
Mendengar berita penyerangan di Hotel Grand Bassam, Trapattoni menyatakan campur tangan Tuhan menyelamatkan nyawanya. "Atau lebih sederhana adik saya, Romilde, yang pergi ke surga dua tahun lalu, turun tangan."
Baca Juga
- Ekspresi Rossi Satu Ruangan dengan Marquez di Qatar
- Mourinho Angkat Bicara Soal Melatih Manchester United
- Pria Ini Bawa Medali Piala Dunia ke Liang Kubur
Advertisement
Tidak disebutkan alasan Trapattoni gagal berangkat ke Pantai Gading hingga tidak jadi menandatangani kontrak melatih timnas Pantai Gading. Namun, bila dia berada di Hotel Grand Bassam ketika insiden itu terjadi, mungkin saja mantan pelatih Fiorentina ini ikut menjadi korban.
"Pekan lalu, saya seharusnya berada di Pantai Gading. Saya akan menandatangani kontrak selama satu tahun untuk melatih timnas mereka," sambung Trapattoni.
Insiden tersebut membuat Trapattoni trauma. Sementara waktu, Trapattoni belum mau bepergian."Sekarang bukan waktu yang tepat untuk keliling dunia.
Resmi meninggalkan Timnas Irlandia pada 20130, pelatih 77 tahun ini menganggur. Rumor dia menjadi pelatih Pantai Gading telah berhembus 2014 lalu. Dan spekulasi itu nyaris menjadi kenyataan Maret 2016 ini.