Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Presiden Teten Masduki meminta agar pemerintah daerah segera melaporkan ke pemerintah pusat jika ada titik api di sekitar hutan atau lahan daerahnya.
"Kesalahan pada tahun lalu yaitu pemerintah daerah terlambat melaporkan ke pemerintah pusat, sehingga BNPB tidak bisa turun," kata Teten di kantornya, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Teten menegaskan, jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan yang masih baru melapor ke pemerintah pusat. Pada pertengahan Maret ini, Teten mendapat informasi sejumlah titik api sudah terditeksi di Riau dan Kalimantan. Hal ini disebabkan di 2 daerah itu sudah masuk musim kemarau.
Baca Juga
Advertisement
"Pemerintah, saya kira sudah antisipasi dengan rapat-rapat koordinasi antar kementerian dan juga daerah untuk segera memadamkan sejak dini," ujar dia.
Teten juga menyampaikan Badan Restorasi Gambut (BRG) harus mulai bekerja. Meski badan tersebut masih baru dan belum memiliki dana.
"BRG baru tahap institusi building dan staffing. Kalau anggaran kan baru masuk ke anggaran yang akan datang. Tapi, saya kira ada sumber-sumber dana di Kementerian Kehutanan dan juga dana-dana internasional yang bisa digunakan untuk kepentingan itu," tandas Teten.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru melansir ada sebanyak 42 titik panas terpantau di wilayah Sumatera pada Selasa 15 Maret lalu.
Sebanyak 31 titik terdapat di Provinsi Riau, sisanya terpantau di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebanyak 1 titik, Sumatera Utara 7 titik panas, Kepulauan Riau 1 titik panas serta Sumatera Selatan 2 titik.