Liputan6.com, Solo - Keluarga aktivis Wiji Thukul enggan berkomentar banyak perihal penghargaan dari Xanana Gusmao, mantan Perdana Menteri dan Presiden Timor Leste mewakili Brigada Negra, kelompok tentara klandestin bagian dari Falintil, cikal bakal militer negeri itu.
Di media sosial beredar tulisan bahwa Wiji Thukul mendapat penghargaan dari Xanana Gusmao. Alasannya, Wiji Thukul telah membantu Timor Leste merakit bom dan memasok senjata untuk milisi setempat. Penghargaan tersebut diwakilkan putri sulungnya Fitri Nganthi Wani.
Rumah keluarga Wiji Thukul di Jagalan, Solo, Jawa Tengah sempat tertutup rapat untuk beberapa lama. Tak berselang lama, istri Wiji Thukul, Diah Sujirah atau biasa disapa Mbak Pon menemui wartawan yang hendak meminta konfirmasi.
Baca Juga
Advertisement
Dalam perbincangan itu, Diah Sujirah membeberkan, putrinya memang pergi ke Timor Leste. Fitri Nganthi Wani baru saja tiba di kediamannya di Kampung Jagalan pada Jumat (18/11/2016) pagi tadi.
"Sama anakku saja nanti. Ia baru tidur, aku kasihan kalau membangunkan. Wani baru tadi pagi sampai di rumah," kata Diah Sujirah.
Saat ditanya tentang kabar jika suaminya berjasa untuk Timor Leste, dia kaget. Selama 18 tahun sejak suaminya hilang pada 1998, ia baru mendengar cerita itu. "Saya denger baru ini, " ucap dia.
Tak berselang lama, Fitri Nganthi Wani keluar dari rumah. Bahkan ia menarik ibunya ke dalam rumah. Dengan nada yang keras ia mengatakan, tidak ada wawancara.
Ia mengatakan, berita yang beredar mengenai ayahnya yang merakit bom untuk keperluan Timor Leste itu tidak benar.
"Nggak ada wawancara. Berita itu tidak benar. Bapakku bukan tukang bikin bom," seru Fitri Nganthi Wani sambil menutup pintu.