Liputan6.com, Jakarta
Pernikahan adalah prosesi sakral, di luar dari kepentingan agama, setiap daerah mempunyai tradisi yang berbeda perihal bagaimana pengantin diarak keliling dan prosesi yang menyertainya. Masing-masing daerah mempunyai adat dan tradisi yang berbeda. Berikut 3 tradisi arak pengantin dari beberapa daerah.
Baca Juga
Advertisement
Tradisi arak-arakan pengantin Tionghoa
Pengarakan pengantin di tradisi Tionghoa dimulai dari arak-arakan pengantin pria berjalan ke rumah pengantin wanita diiringi tandu pengantin wanita, kotak persembahan, musik, dan barongsai. Kemudian, adik pengantin wanita menjemput rombongan pengantin pria di depan rumah sambil membawa teh. Selanjutnya keluarga pengantin wanita mengantar pengantin wanita masuk ke tandu.
Kemudian, kedua orang tua memecahkan tempayan air. Hal ini memiliki arti bahwa mereka tidak akan mencampuri urusan rumah tangga keluarga baru ini. Pengantin pria kemudian menuntun pengantin wanita keluar tandu. Lalu, pengantin wanita berjalan melangkahi bara api yang menyala, artinya pengantin wanita membersihkan diri sebelum memasuki keluarga baru.
Tradisi arak-arakan pengantin di Sumenep
Di Sumenep, prosesi awal hampir mirip dengan tradisi arak-arakan dari pengantin Tionghoa, namun secara keseluruhan terdapat beberapa perbedaan. Di sana, pengantin akan diarak dalam perjalanan ke rumah pengantin wanita. Di dalam rombongan pengarak, terdapat sekelompok orang yang mengiringi dengan musik hadrah dan tari zappin.
Tradisi arak-arakan pengantin di Jawa Tengah
Tradisi arak-arakan di masyarakat Jawa Tengah memiliki perbedaan lainnya. Di kalangan masyarakat daerah ini, iring-iringan pengantin biasanya dikawal oleh seseorang yang membawa seekor ayam jantan. Pihak pengantin perempuan juga memiliki perwakilan yang bertugas merebut ayam jantan tadi sampai dapat. Prosesi ini biasanya menjadi penutup arak-arakan, sebelum masuk ke acara kirab yang lebih intens dan berlanjut ke inti acara prosesi pernikahan.