Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Tanah Air yang menerima pesan berantai mengenai fenomena ekuinoks sempat dibuat resah. Pasalnya, dalam broadcast message tersebut tertulis bahwa suhu di Singapura, Malaysia, dan Indonesia dapat berfluktuasi hingga 40 derajat Celcius.
Isi pesan tersebut juga mengatakan suhu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi hingga heat stroke. Yang makin meresahkan, dalam broadcast message itu tertulis bahwa serangan panas tak memiliki indikasi, dan setelah pingsan dapat menyebabkan kegagalan organ dalam.
Baca Juga
Advertisement
Broadcast message yang diduga berawal dari Singapura, sebelumnya telah dikonfirmasi oleh pemerintah negara tersebut. Dalam website resminya, mereka mengatakan pesan berantai itu tidak benar alias hoax.
Menanggapi fenomena ekuinoks yang dikaitkan dengan kenaikan suhu tinggi dan dapat menyebabkan heat stroke, Liputan6.com mewawancarai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya.
Menurut dia, ekuinoks merupakan kejadian yang tak perlu ditakuti karena setiap tahun terjadi, yaitu sekitar 21 Maret dan 23 September.
"Ekuinoks setiap tahun terjadi dan sebenarnya merupakan peristiwa yang biasa saja."
Ketika ditanya bagaimana cara masyarakat mengonfirmasi pesan berantai yang meresahkan seperti kejadian ini, ia berkata, BMKG biasanya memberi keterangan pada Facebook resmi atau disebar via WhatsApp.
"Biasanya untuk memberi keterangan, melalui Facebook BMKG atau menyebarnya via WhatsApp," ujarnya ke Liputan6.com, Jumat (18/3/2016).
Facebook BMKG dapat diakses dengan nama www.bmkg.go.id dan Twitternya dengan nama akun @infoBMKG. Saat ini, penjelasan mengenai kondisi cuaca saat ekuinoks pada 21 Maret, sudah dapat diakses di media sosial resmi milik BMKG.
Ia juga meminta bantuan media untuk ikut mengonfirmasi dan mengedukasi masyarakat tentang berita yang belum terbukti kebenarannya, agar orang-orang tak resah.