Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Belgia saat ini tengah menginterogasi Salah Abdeslam, tersangka utama dalam serangan Teror Paris pada November tahun lalu yang membuat negara-negara Eropa meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan.
Pria berusia 26 tahun itu ditangkap setelah kakinya ditembak dalam penggerebekan di kawasan Molenbeek, Brussels, Belgia, Jumat 18 Maret waktu setempat. Abdeslam akhirnya tak berkutik setelah 4 bulan menjadi manusia paling dicari di Eropa.
Meskipun menjadi objek perburuan terbesar polisi di Eropa, buronan itu ternyata kembali ke rumahnya di Molenbeek, di mana orangtuanya masih tinggal di sebuah rumah yang terawat dan berjarak cuma sepelemparan batu dari kantor wali kota setempat.
Dia berhasil tersembunyi di daerah yang dipandang oleh polisi sebagai pusat perekrutan dan perencanaan untuk terorisme.
Abdeslam tertangkap hidup-hidup dalam sebuah operasi penangkapan yang berlangsung relatif singkat di Molenbeek. Operasi berlangsung hanya satu jam setelah regu polisi bersenjata turun ke beberapa alamat sekaligus.
Saat penangkapan, terdengar jelas teriakan dari petugas di lokasi yang diyakini sebagai tempat persembunyian Abdeslam.
"Keluarlah dengan tangan ke atas," ujar teriakan itu di depan salah satu bangunan, seperti dikutip The Guardian, Sabtu (19/3/2016).
Tak lama kemudian terdengar suara ledakan dan sejumlah tembakan.
Segera Diekstradisi ke Prancis
Usai penangkapan, Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengadakan konferensi pers bersama Presiden Perancis François Hollande. Kedua pemimpin itu langsung meninggalkan pertemuan puncak Uni Eropa di sisi lain kota, di mana krisis migrasi Eropa sedang dibahas.
"Ini hasil yang sangat penting dalam pertempuran untuk demokrasi," ujar Hollande.
Baca Juga
Advertisement
Dia juga mengatakan bahwa Abdeslam akan cepat diekstradisi ke Prancis, selesai penyelidikan kepolisian Belgia tentang jaringan yang dimiliki Abdeslam di negara itu.
"(Jaringannya) sangat besar di Belgia, Prancis dan negara-negara Eropa lainnya. Kami juga tahu ada link yang selalu membawa kita ke Suriah, di mana ISIS merencanakan serangan tersebut," jelas Hollande.
Penangkapan Abdeslam ini dinilai masih jauh dari akhir, karena masih banyak pelaku lainnya yang tengah dicari. Fakta bahwa dia bisa tersembunyi begitu lama di Brussels menunjukkan kekuatan jaringan di sana.
Abdeslam adalah warga negara Prancis dengan latar belakang Maroko yang dibesarkan di Belgia. Polisi percaya Abdeslam memainkan peran kunci dalam logistik dari serangan Paris. Dia menyewa dua mobil yang terlibat dalam serangan dengan menggunakan nama aslinya serta menyewa kamar hotel untuk para penyerang yang kemudian meledakkan diri di Stade de France pada 13 November 2016.