Liputan6.com, Pekanbaru - Pemerintah berencana memesan pesawat tanpa awak atau drone untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Drone ini mempunyai daya jelajah hingga 200 kilometer.
Rencana pembelian drone ini disampaikan Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewyk Pusung di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Jumat 18 Maret 2016.
"Drone itu sudah disanggupi oleh Menko Polhukam dan Kementerian Lingkungan Hidup. Sekarang sedang dipesan," kata Lodewyk.
Rencananya, drone itu akan diletakkan di Kota Dumai dan Pekanbaru, Riau. Sebab, dua kota ini mempunyai landasan pesawat memadai.
"Untuk mendarat dan terbang, drone membutuhkan landasan sekitar 150 meter," tegas Lodewyk.
Menurut dia, pembelian drone dilakukan sebagai salah satu dari 7 langkah untuk mengatasi kebakaran hutan. Ketujuh konsep ini, kata Lodewyk, akan saling berkaitan dan berkesinambungan sehingga pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat dimaksimalkan.
Baca Juga
Advertisement
Selain pembelian drone, kata dia, ada pula dengan menguatkan personel di wilayah yang mengalami bencana kebakaran lahan. Sejauh ini telah ada 5 satuan setingkat kompi (SSK) yang dikerahkan mencegah dan memadamkan kebakaran hutan.
"Konsep selanjutnya adalah kemungkinan penempatan personel dan penempatan drone. Ketika drone menemukan titik api, maka kita kirimkan helikopter membawa pasukan untuk langsung memadamkan kebakaran sehingga tidak menyebar," jelas dia.
Kemudian dengan mengintensifkan komunikasi dan pelibatan personel gabungan. Kedua konsep itu bertujuan untuk meningkatkan komunikasi yang baik setiap prajurit.
"Percuma saja jika drone muter-muter tapi komunikasi tidak ada. Kemudian personel gabungan TNI, Polri, BPBD, BKSDA dikuatkan," ujar Lodewyk.
Konsep selanjutnya sistem pelaporan jaringan yang telah terbentuk dan membuat SMS Center. Ia menjelaskan konsep itu untuk meluaskan jaringan petugas dengan melibatkan masyarakat.
"Sekarang setiap masyarakat punya HP. Jadi masyarakat yang melihat kebakaran lahan bisa menginformasikan ke Satgas untuk segera ditanggulangi," Lodewyk menandaskan.