Liputan6.com, Jakarta - "Jambu kelutuk dari Pasar Minggu, warna merah sudah pasti mateng. Hati saya dag dig dug lama menunggu, takut Bang Yusril dan Bang Sandi (Sandiaga Uno) berhalangan datang," ucap Jalahudin dalam pantunnya saat aksi palang pintu.
Pantun Jalahudin khusus ditujukan kepada 2 bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno yang hadir di acara pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Rumpun Masyarakat Betawi (DPP RMB) dan Gebyar Budaya Betawi 2016 di Balai Rakyat Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu 20 Maret.
Advertisement
Meski tidak janjian sebelumnya, Yusril dan Sandiaga kompak mengenakan baju koko, celana panjang hitam dan peci hitam. 2 bakal calon gubernur ini datang berdampingan menuju Balai Rakyat Condet. Mereka langsung disalami warga Betawi yang hadir di acara tersebut.
Sandiaga yang mendapat kesempatan pertama sambutan langsung memuji Yusril. Menurut dia Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu merupakan sosok negarawan dan sangat cocok jadi pemimpin.
Sandiaga mengaku cocok jika dipasangkan dengan Yusril. Bagi dia, Yusril punya kemampuan di bidang ketatanegaraan, sementara dirinya bidang ekonomi.
"Ya sangat cocok, karena beliau fokus di bidang ketatanegaraan dan saya memang melihat kacamata bidang ekonomi, ya kita kolaborasi," ujar dia.
Namun, dia menegaskan dirinya dan Yusril saat ini sama-sama akan maju sebagai cagub DKI. "Biarkanlah dinamika politik nanti yang akan menentukan jalan kita ke depan," ujar dia.
Lontaran Sandiaga disambut baik Yusril. Dia mengaku bersedia dipasangkan dengan siapa saja, termasuk dengan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta untuk melawan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Tidak masalah. Tergantung keputusan dari DPP Gerindra. Dari Golkar oke, Gerindra oke, dari PDIP pun oke, kalau mereka mengajukan calon wakil gubernur. Dan itu kita sepakati bersama untuk dimajukan," Yusril menandaskan.
Yusril optimistis langkahnya maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta akan mulus. Dia merasa dukungan masyarakat cukup banyak. Dia juga yakin sejumlah parpol akan melirik dirinya.
"Saya harus banyak bersabar sekarang, menunggu keputusan akhir dari partai-partai itu. Tapi saya optimistis melihat antusias yang besar dari masyarakat untuk memberikan dukungan," ujar Yusril di Condet, Jakarta Timur, Minggu 20 Maret 2017.
Ketemu Prabowo
Yusril mengaku telah menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah tokoh partai untuk maju sebagai cagub DKI. Pada Sabtu 19 Maret kemarin, dia bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pada pertemuan itu, Partai Gerindra, kata Yusril, siap mendukung dirinya.
"Ada pembicaraan yang sangat positif dari Pak Prabowo Subiyanto. Beliau mengatakan untuk saya terus maju saja. Nanti Gerindra akan menghimpun 3 nama untuk diputuskan. 'Kalau nanti nama Anda yang paling mendapat dukungan besar dari masyarakat, ya insya Allah Anda yang akan kami dukung'," beber dia.
Menkumham era Presiden Megawati Seokarnoputri itu mengaku senang dengan perkembangan terakhir dari Gerindra. Dia pun tak sabar menunggu keputusan partai berlambang kepala garuda itu, yang akan keluar pada Juni mendatang.
Pakar Hukum Tata Negara tersebut mengaku akan tunduk dan mematuhi segala aturan Partai Gerindra dan Ketua Umum Prabowo Subianto, jika memang diusung jadi calon gubernur.
"Saya akan tunduk untuk mematuhi segala aturan Partai Gerindra. Bila memang ada formulirnya, saya akan isi untuk menjadi calon gubernur dari Gerindra," kata Yusril.
Setelah bertemu Prabowo, Yusril mengaku sudah mengagendakan pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
"Untuk Pak Aburizal, besok saya akan bertanya kapan rencananya dilaksanakan Munaslub. Golkar akan mengambil keputusan sebelum munaslub atau sesudah munaslub," lanjut dia.
Sikap Gerindra
Partai Gerindra yang digadang-gadang akan memajukan Wakil Ketua Dewan Pembina Sandiaga Uno, tengah mencari calon lain.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengatakan hal itu berdasarkan keinginan para kader Gerindra DKI. Keinginan tersebut disampaikan pada rapimnas partai Jumat 18 Maret.
"Ini karena hasil Rapimnas Gerindra ada evaluasi yang masuk dari para kader Gerindra Jakarta, ada perkembangan baru di mana Gerindra masih mencari calon Gubenur DKI Jakarta selain Sandiaga Uno untuk bisa menang di Pilgub DKI," ujar Arief kepada Liputan6.com, Minggu 20 Maret 2016.
Menurut dia, ada data-data yang masuk dan perkembangan politik yang baru terkait Sandiaga. Oleh karena itu, Gerindra ingin mencari calon lain.
"Maka sesuai hasil rapimnas Jumat lalu diputuskan untuk calon gubenur Jakarta di Gerindra akan ditentukan langsung oleh Ketua Umum Gerindra, Pak Prabowo Subianto," ungkap Arief.
Dengan keterlibatan Prabowo secara langsung, kesempatan partai berlambang burung garuda itu menang di Pilgub DKI kian terbuka lebar.
"Sebab terbukti dari 9 pemilihan gubenur di luar Pulau Jawa pasangan cagub dan cawagub yang ditentukan sendiri oleh ketua umum, Gerindra berhasil memenangkan 7 pemilihan Gubenur pada Pilkada 9 Desember 2015," tutur Arief.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI M Taufik menyatakan, partainya akan melakukan survei terhadap nama-nama yang ada. Di situ akan dilihat semuanya, apakah nama-nama itu memenuhi persyaratan yang diajukan.
"Ada survei, 2 kali survei bulan Juni nanti. Soal membangun DKI Jakarta yang saya kira baik gagasannya," ucap Taufik.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI M Sanusi menambahkan, partainya sudah 99,99 persen tak akan mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI 2017. Tapi nama-nama lain masih sangat terbuka untuk diusung.
"Kalau dalam Rapimnas kemarin, 99,99 persen tidak mungkin dukung (Ahok). Orang sudah khianat kok, pasti akan khianat lagi. Sama dengan berbohong. Pasti akan berbohong terus," ujar dia.
Terkait koalisi dengan partai lain, Sanusi mengatakan masih mungkin terjadi. Bahkan dengan PDIP sekalipun, Gerindra siap berkoalisi untuk mendukung calon pada Pilkada DKI 2017.
Gemuruh untuk Ahok
Maju melalui jalur independen,bukan berarti Ahok menjauhi partai politik. Gubernur DKI Jakarta dengan nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu, hadir dalam pelantikan pengurus Nasional Demokrat (Nasdem) DKI Jakarta, di Istro Senayan, Minggu 20 Maret 2016.
Ahok tiba di Main Hall Istora Senayan, Jakarta sekira pukul 16.08 WIB. Begitu masuk melalui ruang VIP, suara gemuruh mulai terdengar.
Suasana semakin gegap gempita saat pria berkaca mata itu memasuki barisan terdepan. Suara tepuk tangan dan teriakan bersatu dengan musik ala Betawi menyambut Ahok menuju kursi yang disiapkan.
Mantan Bupati Belitung Timur itu tampak bingung sambil menggaruk kepala. Sesekali kepalanya mengangguk menyambut sapaan para elite Partai Nasdem.
Sampai akhirnya Ahok bertemu dengan Surya Paloh. Pertemuan keduanya di barisan depan membuat Istora Senayan semakin gemuruh. Sebelum duduk, keduanya bersalaman dengan cara 'salam komando'.
Ada pemandangan yang unik pada pelantikan ini, para kader dan simpatisan Nasdem kompak mengenakan kaos bertuliskan 'TemanAhok'.
Mereka mengenakan kaos putih bertuliskan 'TemanAhok' berlogo partai Nasdem yang menggantikan huruf 'O' pada kata 'Ahok'.
Tak cukup sampai di situ, dukungan Nasdem pada Ahok juga terlihat pada bagian belakang kaos itu. Pada bagian belakang tertulis 'Ahok-Heru'. Lalu di bagian bawahnya tertulis 'Pilkada 2017-2022'.
Tak hanya kader, para pengurus yang dilantik juga mengenakan kaos yang sama. Hanya saja, kaos itu dibalut seragam biru khas Nasdem.
Nasdem merupakan partai pertama yang mendeklarasikan diri sebagai pendukung Ahok. Sejak saat itu, Nasdem ikut mengumpulkan KTP dukungan untuk Ahok yang diserahkan kepada TemanAhok sebagai pusat pengumpulan dukungan.
Tak cuma itu, kejutan lain juga diberikan kepada orang nomor satu di Jakarta itu. Ahok diberikan rompi TemanAhok, yang tak lain adalah kelompok relawannya.
"Kami meminta Pak Ahok untuk tetap berada di atas panggung, karena kami akan memberikan kejutan. Yakni berupa rompi 'TemanAhok'," kata sang pemandu acara di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 20 Maret 2016.
Seorang kader memberikan rompi putih itu kepada Surya Paloh, yang kemudian memakaikan kepada Ahok. Rompi itu bertuliskan 'TemanAhok' dan berlogo Nasdem di dada kiri. Logo serupa juga berada di bagian belakang rompi dengan ukuran yang lebih besar.
Prosesi ini disambut tepuk tangan meriah dari para pengurus, kader, dan simpatisan Nasdem yang memenuhi seluruh ruang utama Istora Senayan itu.
Kejutan ditutup dengan berfoto bersama dengan Ahok, yang mengenakan rompi 'TemanAhok' itu, yang membalut batik biru yang dikenakan mantan Bupati Belitung Timur itu.
Dalam kesempatan itu, mengungkap perjalanan dukungan Partai Nasdem kepada dirinya untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta. Ahok merasa banyak orang yang tidak tahu kedekatan dirinya dengan Partai Nasdem, khususnya ketua umum Surya Paloh.
Perkenalan keduanya dilakukan sudah terjadi sejak di Belitung Timur saat sang ayah bergelut di dunia politik bersama Golkar.
Kedekatan itu berlanjut hingga ke dirinya dan sang adik. Sang adik menyebut memilih Nasdem sebagai kendaraan politik di Belitung Timur karena Nasdem yang berniat memperbaiki bangsa.
"Saya tanya mama saya, dia bilang, mukanya memang muka penjahat serem tapi hatinya baik," tutur Ahok di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 20 Maret 2016.
Awalnya, Ahok pesimistis dengan partai politik karena biasanya lamban mengambil keputusan. Tapi tidak dengan Nasdem. Surya Paloh merupakan orang pertama yang ditemui untuk membicarakan dukungan pada Pilkada DKI Jakarta.
Tak butuh waktu lama, Surya Paloh pun langsung menyatakan dukungan kepada Ahok. "Sudah lah Hok, kamu mau diusung atau didukung, Nasdem dukung," imbuh Ahok.
Ada satu hal yang paling membuat Ahok tidak enak hati dengan Surya Paloh pada dukungan ini. Paloh rela tidak diingat lagi oleh Ahok bila nanti menang sekalipun Nasdem merupakan partai pertama yang mendukung.
"Ini yang buat saya enggak enak hati. Kata Pak Surya, kau enggak mau kenal abang lagi juga kalau terpilih enggak negor enggak apa-apa, yang penting Jakarta beres. Saya enggak ada urusan ini, saya cuma urusan yang bisa beresin Jakarta cuma kamu. Habis itu enggak peduli juga enggak apa-apa," tutup Ahok.