Liputan6.com, Jakarta - Helikopter TNI jenis Bell 412 EP bernomor HA 5171 jatuh di Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu 20 Maret kemarin. 13 Perwira dan prajurit TNI meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman turut menyampaikan rasa dukanya, kepada para keluarga korban.
"Kita prihatin, pertama kita berduka terhadap jatuhnya pesawat ini. Ini bukan sekali, saya harap ini yang terakhir," kata Irman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2016).
Irman mengira kemungkinan jatuhnya helikopter di Poso itu karena maintenance, sehingga tak bisa dianggap biasa.
Baca Juga
Advertisement
"Ini menyangkut wibawa alutsista kan? Ini jadi pekerjaan kita, harus evaluasi sistem alutsista, harus jadi standar yang tinggi," saran dia.
Irman juga mengusulkan nantinya harus ada pengecekan rutin, terhadap semua helikopter yang ada dan juga meningkatkan kemampuan para pilotnya.
"Harus dilakukan pengecekan, kenapa bisa terjadi? Apakah pemeliharaan yang kurang baik dari skill pilot maupun maintenance?" Irman memungkas.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VII/Wirabuana Kolonel Infanteri I Made Sutia sebelumnya menyebutkan, cuaca buruk diduga menjadi penyebab jatuhnya helikopter milik TNI AD di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.