Liputan6.com, Jakarta - Kualitas sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja Indonesia merupakan masalah paling serius yang sedang dihadapi pemerintah Indonesia.
Dominasi pekerja Indonesia dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah, menuntut pemerintah lebih meningkatkan soft skill maupun hard skill para tenaga kerja ini.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Abdul Wahab Bangkona mengungkapkan, pendidikan formal dan informal dengan dunia kerja sangat berbeda jauh.
Baca Juga
Advertisement
Para pekerja Indonesia harus mendapatkan pembekalan dan pelatihan kerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha saat ini baik di dalam maupun luar negeri.
Sayangnya, tambah Wahab, Balai Latihan Kerja (BLK) yang menjadi wadah bagi pengembangan dan peningkatan soft skill maupun hard skill pekerja berada dalam kondisi usang. BLK membutuhkan revitalisasi dan peremajaan agar dapat memfasilitasi kebutuhan tenaga kerja Indonesia.
"Seluruh balai pelatihan kita dalam kondisi butuh revitalisasi. Karena sebagian besar dibangun pada 1984, dan peralatannya pun demikian termasuk teknologi informasi yang digunakan sudah sangat lama tidak di upgrade," jelas Wahab saat ditemui di Jakarta, Senin (21/3/2016).
Ia menuturkan, BLK tersebut harus menjadi pusat pelatihan dengan sarana dan prasarana memadai. Dengan demikian, kata Wahab, perlu ada alokasi anggaran hingga Rp 30 triliun untuk merevitalisasi BLK menjadi pusat pelatihan yang mendukung tenaga kerja Indonesia.
"Sesungguhnya tidak mahal investasinya RP 20 triliun-Rp 30 triliun. Tapi ini akan menghasilkan puluhan juga tenaga kerja terampil. Dibanding investasi fisik 1-5 tahun hancur, nah ini kita bangun edukasi dan training center-nya," ujar dia. (Fik/Ahm)