Liputan6.com, Surabaya - Dinas Pendidikan Jawa Timur menggandeng Tim Cyber Crime Polda Jatim untuk mengawal pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di tingkat SMP/MTs, SMA/MA dan SMK di Jawa Timur pada bulan April mendatang.
Polisi akan turut mengawasi tindak kecurangan dalam proses pelaksanaan UNBK.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Saiful Rachman menuturkan bahwa tahun ini sekolah yang menyelenggarakan UNBK sebanyak 1.306 lembaga.
"Maka dari itu dibutuhkan pengamanan yang lebih ketat. Salah satunya melibatkan Tim Cyber Crime Polda Jatim. Harapannya, selama UNBK berlangsung tidak ada gangguan," tutur Saiful kepada wartawan di Surabaya, senin (21/3/2016).
Saiful memaparkan bahwa pada pada tahun ini, jumlah penyelenggara Unas se-Jatim mencapai 11.724 lembaga. Dari sebanyak itu 1.306 di antaranya merupakan penyelenggara UNBK.
Baca Juga
Advertisement
Sementara penyelenggara Unas berbasis kertas dan pensil jenjang SMA/SMK sebanyak 2.655 lembaga dan SMP/MTs 7.763 lembaga.
"Dari data sekolah penyelenggara UNBK itu, kami sudah bekerja sama dengan Polda jatim untuk terus dipantau oleh Tim Cyber Crime, sejak jauh hari," tandas Saiful.
Kepala Bagian Pembinaan Operasi Polda Jatim AKBP Djoko Djohartono menjelaskan dengan penggunaan basis IT dalam UNBK tahun ini, untuk pengawasannya akan dilakukan dengan basis IT juga.
"Kecurangan dalam UNBK yang berbasis IT bisa dikategorikan dalam kejahatan internet, sehingga untuk pengawasannya melibatkan cyber crime di Ditreskrimsus Polda Jatim," kata AKBP Djoko.
Djoko menambahkan bahwa sistem kerja tim cyber crime dalam pengawasan UNBK ini dilakukan dengan cara ketika ada laporan tindakan kejahatan yang memanfaatkan IT maka selanjutnya akan diambil tindakan. Namun, saat ini pihaknya mengaku sudah melakukan upaya antisipasi terhadap kejahatan berbasis IT.
"Jika ada laporan, kami akan segera bergerak menanganinya, seperti pada kasus kejahatan lainnya," imbuh Djoko.
Djoko menegaskan bahwa untuk pengamanan Ujian Nasional (UN) yang masih menggunakan kertas, Polda Jatim mengerahkan 15 ribu personel yang disebar di seluruh wilayah Jatim mulai dari Polres hingga Polsek.
"Pengamanan dilakukan mulai dari pendistribusian soal hingga pelaksanaan UN baik pengamanan terbuka menggunakan seragam lengkap, atau pengamanan tertutup dengan berpakaian preman. Pengamanan dilakukan hingga pengiriman lembar jawaban ujian," kata Djoko.