Apa Alasan Wanita Tak Inginkan Anak dalam Pernikahannya?

Sejak tahun 2014 berkembang suatu tren yang menunjukkan banyak wanita memilih hidup tanpa anak dengan alasan beragam.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 22 Mar 2016, 08:00 WIB
Sejak tahun 2014 berkembang suatu tren yang menunjukkan banyak wanita memilih hidup tanpa anak dengan alasan beragam.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu bentuk kesempurnaan hidup wanita saat mereka mengandung dan merasakan kehadiran anak dalam hidup mereka. Namun sejak tahun 2014 berkembang suatu tren yang menunjukkan banyak wanita memilih hidup tanpa anak.

Mengutip laman Elite Daily, ditulis Selasa (22/3/2016) biro sensus Amerika Serikat melaporkan sebesar 47,6 persen wanita berusia 15 hingga 44 tahun tidak menginginkan kehadiran anak dalam hidup mereka. Persentase di tahun 2014 tersebut menjadi angka tertinggi yang telah dilakukan pada tahun 1976 silam.

Pada tahun yang sama, persentase wanita tanpa anak di usia 25 sampai 29 tahun memukul puncak persentase yaitu 49,6 persen. Biro sensus menghitung angka kenaikan selama 2012 hingga 2014, bertambah sebanyak hampir empat persen.

Para wanita dalam persentase tersebut dianggap sebagai wanita egois, malas, dan mementingkan diri sendiri. Terdapat keluhan dari ibu mereka terkait persepsi mereka yang tidak akan memberikan cucu kepada orangtuanya. Dan mereka yang tak menginginkan anak mempunyai alasanya masing-masing.

1. Akibat gangguan fisik

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sekitar enam persen wanita menikah diusia 15 hingga 44 tahun tidak subur sehingga mereka tidak mampu hamil, walau sudah satu tahun berhubungan seks.

Infertilitas pun dapat disebabkan oleh faktor usia, hilangnya berat badan, juga faktor alkohol berlebih, rokok dan stres yang menyebabkan pembuahan tidak maksimal.

2. Keduanya merasa cukup

Menikah bukan semata-mata untuk alasan reproduksi saja, meskipun ada beberapa pasangan yang tidak menginginkan rumahnya dipenuhi oleh anak.

Pada 2013 lalu, Sara Tenenbein, seorang blogger berusia 31 tahun mengaku kepada The Los Angeles Times, bahwa ia sudah merasa puas hidup dengan suamunya, "Tidak perlu menambahkan lebih banyak manusia untuk sebuah persamaan", ungkapnya.

Hal tersebut adalah sebagian kecil bentuk yang nampak, dan direktur dari Childless by Choice Project, Laura S. Scott, menunjukkan bahwa akan ada sebuah bentuk perlawanan dari kondisi tersebut untuk mewajibkan pasangan menjadi orangtua setelah menikah.


Ini Alasannya

3. Sempitnya pelayanan sosial

Cuti bersalin, jadwal kerja fleksibel, dan penitipan bersubsidi menjadi persyaratan yang diperlukan para wanita yang ingin memiliki anak.

4. Miliki interaksi buruk pada anak

Sebuah studi dari Kansas State University menunjukkan wanita yang mengalami kejadian traumatik seperti tangisan yang kencang dari anak, atau merasakan atau mengganti popok yang bau dan kotor, menjadi salah satu aspek ketidakinginan wanita atas seorang anak.

5. Peningkatan kontrasepsi hingga kontrol kelahiran

CDC melaprkan 11 persen wanita aktif secara seksual di tengah penggunaan pil kontrasepsi yang dikonsumsi pagi hari. Kontrasepsi yang digunakan sebagai metode pengontrolan kelahiran sehingga membuat para wanita memutuskan sendiri kapan waktu untuk siap memiliki anak, dan menjadikan alasan wanita merasa aman untuk berhubungan tanpa pembuahan.

6. Karena tidak ingin

Pada akhirnya memiliki anak adalah pilihan setiap individu, dan beberapa wanita memang tidak menginginkan kehadiran anak dalam hidup mereka.

Alasan lain mereka menginginkan kebebasan seperti biasanya, sebab mereka yang memiliki anak merasa ada tekanan tersendiri untuk tinggal di rumah dan menjadi pengasuh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya