Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan mengenai kehidupan lain di luar angkasa sampai saat ini memang belum dapat dijawab, tapi salah seorang ilmuwan asal Harvard baru-baru ini mengusulkan gagasan baru mengenai hal tersebut.
Seorang astrofisikawan Dr Rosaanne Di Stefano memperkirakan kumpulan bintang di batas galaksi yang biasa disebut Globular Cluster, merupakan tempat terbaik untuk peradaban alien.
Di Stefano beralasan kawasan tersebut diperkirakan setidaknya berusia 10 miliar tahun. Dengan demikian, kawasan itu memungkinkan sebuah kehidupan berkembang ke tahap yang lebih lanjut.
Mengutip laman Mirror, Rabu (23/3/2016), indikator lain yang memungkinkan kawasan tersebut memiliki peradaban adalah adanya bintang-bintang yang saling berdekatan.
Kondisi itu memungkinkan penghuni bintang dalam satu wilayah dapat saling berkunjung. Kira-kira setidaknya dibutuhkan satu bulan lamanya untuk bepergian antar bintang.
Baca Juga
Advertisement
"Hal tersebut memudahkan sebuah peradaban untuk melakukan penjelajahan ke tempat lain. Bahkan mendirikan perbatasan di wilayah lain," ujar Di Stefano.
Ia juga mengatakan apabila peradaban itu sudah ada sejak lama, jelas peradaban mereka sudah lebih maju ketimbang sistem Tata Surya Bumi.
Salah satu yang menarik perhatian adalah keberadaan eksoplanet bernama Methuselah. Planet tersebut berhasil ditemukan berada di globular cluster yang dikenal sebagai M4 di gugusan Scorpius.
Planet tersebut mengorbit sistem biner yang terdiri sebuah pulsar dan dan bintang 'putih kerdil'. Methusalah merupakan eksoplanet tertua yang pernah dicatat dalam sejarah, yakni berumur sekitar 12,7 miliar tahun.
Oleh sebab itu, Di Stefano mengatakan akan sangat aneh apabila di planet tersebut tidak pernah ada kehidupan. Namun, ia menuturkan hal itu masih sebatas dugaan. Manusia masih sulit untuk menentukan apakah benar-benar ada kehidupan di wilayah-wilayah tersebut.
Kendati demikian, Di Stefano mengatakan bahwa globular cluster dapat menjadi tempat pertama dan baik untuk mulai mengidentifikasi sebuah peradaban.
Di Stefano juga tak menampik bahwa keberadaan bintang yang terlalu dekat dapat mengganggu sistem planet lain. Hal tersebut juga dapat mengganggu perkembangan sebuah kehidupan.
(Dam/Isk)