Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, pada hari ini 21 Maret 2016, berkunjung ke Jakarta untuk meresmikan kantor Kedutaan Australia yang baru.
Gedung tersebut merupakan kantor kedutaan terbesar yang pernah dibangun oleh Pemerintah Australia. Menurut mereka, hal tersebut mencerminkan kedalaman hubungan antara negara tersebut dengan Indonesia.
Kompleks kedutaan seluas 5 hektar tersebut dirancang inovatif dengan desain minimalis dan menggunakan nuansa warna sumber daya mineral Australia, yaitu tembaga, seng, kuningan, baja, dan alumunium.
Gedung tersebut juga memanfaatkan teknologi sumber daya rendah, seperti menampung dan menggunakan air hujan serta sistem pemanasan air dengan tenaga surya.
Baca Juga
Advertisement
Dibalik gedung yang sarat dengan teknologi canggih dan ramah lingkungan tersebut, masih terdapat kekhawatiran dari beberapa pihak tentang keamanannya.
Pasalnya, pada 9 September 2004 terjadi ledakan besar di depan pintu masuk Gedung Kedutaan Besar Australia. Dalam hitungan detik, kaca-kaca gedung di sekitarnya hancur berantakan dan orang-orang menjadi panik serta histeris.
Dalam kejadian tersebut, 9 orang tewas dan 161 lainnya luka-luka.
Menanggapi isu keamanan tersebut, Julie Bishop berkata bahwa mereka akan terus meninjau keamanannya.
"Kita terus meninjau perwakilan layanan keamanan. Di kedutaan (Australia) Jakarta, kita memakai teknologi dan desain terbaik..."
"Keamanan tentu saja merupakan persoalan dan kami juga membutuhkan bangunan yang mendukung...," tambahnya kepada para awak media.
Selain melakukan peresmian gedung Kedutaan yang baru, 22 Maret besok Menteri Luar Negeri Australia tersebut akan meresmikan Konsulat Jenderal di Makassar. Pada Rabu 23 Maret, ia juga akan hadir pada The Sixth Ministerial Conference of the Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons, and Related Transnational Crime, yang dilaksanakan di Bali.