Menlu Bishop: Gedung Kedubes Australia di Jakarta Terbesar

Menlu Australia Julie Bishop meresmikan kompleks Kedubes Australia yang baru di Jakarta siang tadi.

oleh Adanti Pradita diperbarui 21 Mar 2016, 19:40 WIB
Menlu Indonesia, Retno Marsudi berjalan bersama Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Senin (21/3).(REUTERS/Darren Whiteside)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah ritual mewarnai peresmian Kedutaan Besar (kedubes) Australia di Jakarta yang baru. Di antaranya adalah pembacaan doa bersama oleh pemuka dari 6 agama yang ada Indonesia, upacara adat suku Aborigin yang disebut smoking ceremony.

Smoking Ceremony adalah pembakaran daun eucalyptus untuk dijadikan sebuah persembahan kepada tamu kehormatan hari ini (21/3/2016), Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop.

Acara pun berlanjut di ruang serba guna dalam gedung baru kedubes tersebut. Tari Topeng asal Betawi dan juga tarian tradisional Torres Strait Islander turut mewarnai acara peresmian siang tadi.

Kedua tarian tersebut dipertunjukan setelah Menlu Bishop memberikan salam pengantarnya kepada tamu, staf kedubes dan rekan media yang hadir.

"Ini adalah kedubes yang paling besar yang kita punya di seluruh dunia, sebagai fasilitas perwakilan Australia untuk Indonesia dan juga misi untuk ASEAN," ucap Menlu Bishop dalam sambutannya.

Sejumlah pejabat RI yang turut hadir dalam perhelatan tersebut antara lain Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, mantan Presiden BJ Habibie, Ketua DPD Irman Gusman dan Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI Dino Patti Djalal.

Kompleks Kedubes Australia di Patra Kuningan mencakup gedung perkantoran 5 lantai, fasilitas untuk staf Kedubes dan juga pusat rekreasi serta kesehatan yang luasnya melebihi 50.000 meter persegi.

Pembangunan infrakstruktur dilakukan oleh perusahaan RI Total Bangun Persada, bekerja sama dengan Leighton (Asia). Pembangunan ini juga membutuhkan setidaknya 2.500 pekerja untuk memperbaiki infrastruktur di area sekitar kedutaan.

Menurut Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, bangunan ini menandai perluasan jejak diplomatik Australia yang juga mencakup fasilitas lainnya seperti konsulat jenderal di Bali dan juga yang akan dibuka dalam waktu dekat di Makassar.

"Kedubes ini memperlihatkan hal terbaik dari rancangan inovatif dan teknologi canggih Australia yang memanfaatkan sebaik-baiknya lingkungan hidup Indonesia, sementara meminimalisasi dampak terhadap sumber air dan energy setempat," ucap Grigson melalui pernyataan tertulis.

Kompleks Kedubes pun di buat dengan bentuk desain yang menarik dan unik sehingga terlihat jelas kedekatan dan kenyamanan antar kedua negara.

"Kompleks Kedubes Australia tidak hanya membuktikan desain kreatif dan inovasi kreatif Australia, namun juga contoh nyata kemitraan pembangunan Australia-Indonesia yang sangat berhasil," tutup Dubes Grigson.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya