4 Kebiasaan Buruk di Pagi Hari yang Pengaruhi Kesehatan

Keputusan-keputusan yang kita lakukan di pagi hari dapat mengarah kepada sukses atau, sebaliknya, malapetaka seharian.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 22 Mar 2016, 11:00 WIB
Ilustrasi bangun pagi. (Sumber news.com.au)

Liputan6.com, Sydney - Pernah memperhatikan kesamaan orang-orang yang berhasil dalam bisnis, seni, dan politik? Ternyata mereka semua memiliki rutinitas pagi yang teratur.

Jelasnya, keputusan-keputusan yang kita lakukan di pagi hari dapat mengarah kepada sukses dan mengarahkan kita untuk membuat pilihan-pilihan sehat selama sedang bangun.

Seperti dikutip dari news.com.au pada Selasa (22/3/2016), keputusan-keputusan itu dapat merusak keseluruhan hari kita atau bahkan kesuksesan sepanjang hidup. Tanpa kita sadari, ada beberapa kebiasaan yang justru malah menyusahkan kita. Tidak hanya itu, malah membuat kesehatan diri merosot.

Berikut ini adalah 4 kebiasaan buruk yang tanpa sadar sering kita lakukan dan berakibat buruk pada kesehatan. 


Menunda Bangun dan Mengecek Ponsel di Pagi Hari

1. Menunda-nunda Bangun

Keputusan-keputusan yang kita lakukan di pagi hari dapat mengarah kepada sukes atau, sebaliknya, malapetaka seharian. (Sumber news.com.au)

Merasa bisa leyeh-leyeh sejenak beberapa menit serasa seperti anugerah, misalnya 1, 2, atau 10 kali menekan tombol ‘snooze’. Ternyata hal ini malah merusak siklus tidur seseorang.

Bukannya malah membantu merasa lebih bugar dan menyemangati hari, menit-menit tambahan itu malah membuat lelah dan penat.

Alasan pertama, mengandalkan alarm berarti tubuh tidak bangun secara alamiah dan ini merusak irama jam biologi internal manusia. Irama ini mengikuti siklus 24 jam dan memerintahkan tubuh tentang waktunya tidur, bangun, dan lainnya.

Jam biologis manusia secara alami dapat merasakan kantuk pada malam hari dan membangunkan pada pagi hari setelah kita mendapat istirahat yang cukup. Kalau bangunnya terkaget-kaget oleh alarm, hal ini mengganggu irama alamiah tubuh dan mengganggu Anda seharian.

Menurut Yayasan Tidur Nasional AS, tidur di antara snooze juga tidak bermutu malah menyebabkan inersia atau kelembaman tidur, perasaan grogi, dan kebingungan waktu bangun dari tidur singkat dan berdampak selama beberapa jam.

Akhirnya, istirahat yang cukup wajib bagi pengaturan ghrelin dan leptin, dua jenis hormon yang mengendalikan lapar dan mengemil. Ghrelin adalah hormon lapar yang mengirim isyarat kepada tubuh bahwa kita memerlukan makan. Leptin bertanggung jawab memerintahkan tubuh bahwa kita kenyang sehingga tidak perlu merasa lapar.

Ketika kekurangan tidur, kadar leptin menurun hingga 15 persen dan ghrelin naik hingga 15 persen sehingga kita merasa lebih lapar. Tapi ketika kita makan, kita tidak merasa kenyang.

Penyelesaiannya adalah dengan menggeser waktu alarm ke belakang.

Sebetulnya memungkinkan untuk melatih tubuh agar bangun waktu matahari terbit. Tapi hal ini tidak realistis bagi kebanyakan orang. Yang terbaik, mundurkan waktu alarmnya dan abaikan snooze.

Sepertinya mudah. Daripada memasang alarm jam 6 dan berencana leyeh-leyeh selama 1 jam, lebih baik memasang alarm jam 7. Tidak terlalu sulit lagi meninggalkan tempat tidur karena kita sudah mendapatkan tambahan 1 jam tidur nyenyak.

2. Memeriksa Telepon Genggam di Tempat Tidur Saat Pagi Hari

Keputusan-keputusan yang kita lakukan di pagi hari dapat mengarah kepada sukes atau, sebaliknya, malapetaka seharian. (Sumber news.com.au)

Sekitar 71 persen orang terbiasa tidur bersama atau dengan dengan telepon pintar mereka, padahal kebiasaan ini bukan hanya mengganggu kapan kita mengantuk, tapi juga merusak pagi hari.

Memeriksa berita, iklan diskon, atau menanggapi  (email) kantor sebelum tiba di kantor sebenarnya menyebabkan peningkatan kecemasan dan mengurangi kemampuan untuk fokus seharian.

Menurut pakar produktivitas Sid Savara, memeriksa surel paling awal di pagi hari menandakan kita tidak memiliki “daftar jelas prioritas” dan kita akan kerepotan dalam kesibukan tak menentu, bukannya meraih apa yang sebenarnya kita rencanakan. Bukannya meluangkan waktu untuk memikirkan daftar tugas, kita malah tergesa-gesa sehingga hari semakin kacau balau.

Jalan keluarnya mengganti waktu depan layar dengan waktu meditasi.

Daripada menggunakan waktu untuk berkelana di Instagram, luangkan 10 menit untuk pernapasan dan meditasi. Penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa meditasi secara teratur dapat menurunkan tingkat kecemasan, dan mendapatkan hasil positif secara keseluruhan, serta meningkat kemampuan berkonsentrasi.


Pilih Kopi daripada Sarapan dan Olahraga daripada Tidur

 

3. Meluputkan Sarapan dan Mengandalkan Kopi

Keputusan-keputusan yang kita lakukan di pagi hari dapat mengarah kepada sukes atau, sebaliknya, malapetaka seharian. (Sumber news.com.au)

Menggantikan sereal dengan kopi untuk mengurangi kalori dan menjaga energi sepertinya gagasan yang cerdas, tapi sebenarnya malah merusak upaya menurunkan berat.

Alasannya pun tidak disangka-sangka. Tidak seperti yang biasanya dikira, menyantap sarapan tidak merangsang metabolisme. Penelitian tidak melihat perbedaan kalori yang dibakar dalam sehari pada orang yang meluputkan sarapan dan mereka yang menyantap sarapan. Sebaliknya, minum kopi malah meningkatkan metabolisme.

Tapi kalau hanya mengandalkan kafein—apalagi kalau sedang stres—untuk memacu daya menghadapi pekerjaan atau melewati pagi, hal ini malah meningkatkan produksi hormon kortisol. Kalau terlalu banyak kortisol, hasilnya adalah tambahan lemak perut, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan melemahnya kognisi. Semua ini berlawanan dengan alasan-alasan kita meluputkan sarapan.

Jalan keluarnya adalah dengan mencari pilihan sembari jalan yang memberi daya dan mengenyangkan. Secangkir kopi untuk membangunkan tentu tidak apa-apa, tapi pastikan tubuh mendapatkan bahan bakar. Tambahkan kocokan protein, batangan bergizi, atau bahkan setangkup roti dengan mentega almond yang secara relatif rendah kalorinya tapi memiliki gizi makro guna memberi tenaga dan relaks menghadapi tekanan.

4. Mengurangi Tidur untuk Olahraga

Keputusan-keputusan yang kita lakukan di pagi hari dapat mengarah kepada sukes atau, sebaliknya, malapetaka seharian. (Sumber news.com.au)

Kita terkadang memaksa diri bangun karena ada jadwal olahraga, walaupun kantong mata masih tebal. Saat itulah, olahraga menjadi sia-sia.

Kalau kita kekurangan tidur, olahraga malah membahayakan. Kekurangan tidur yang kronis—secara teratur tidurnya kurang dari 6 jam setiap malam—sebenarnya malah membuat jadwal olahraga kurang efektif lagi dan bisa menyebabkan cedera.

Penelitian mengungkapkan bahwa para atlet yang lelah bergerak lebih lamban, dan keseimbangan serta fungsi gerakan mereka juga terganggu. Di tingkatan sel, tubuh orang-orang yang kekurangan tidur mengalami inflamasi, tidak dapat memperbaiki otot, dan lebih berkemungkinan menderita sindrom latihan berlebih. Hal demikian bisa menjadi bencana kala sedang menghadapi lomba atau acara penting.

Jalan keluarnya, lupakan olahraga kalau sedang kurang tidur. Satu malam dengan tidur yang parah tidak cukup untuk menghalangi dampak latihan yang baik. Kalau tidur kurang dari 5 jam setiap hari selama beberapa minggu, akan lebih berguna bagi tubuh  kalau menambah waktu istirahat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya