Wijaya Karya Akan Setor Modal untuk Proyek Kereta Cepat

PT Wijaya Karya Tbk akan alokasikan dana 38 persen dari modal ditempatkan dan disetor penh untuk kereta cepat.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mar 2016, 16:31 WIB
Kereta Cepat Buatan Cina (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), yang masuk di konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menggarap proyek kereta cepat akan alokasikan dana Rp 4,03 triliun untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Alokasi dana itu dilakukan bertahap untuk periode 2016-2019.

Tambahan setoran modal perseroan sebesar 38 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PSBI. Perseroan merupakan salah satu pemegang saham di konsorsium BUMN PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). 

Anggota konsorsium BUMN di PSBI antara lain PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Mengutip keterangan yang diterbitkan perseroan, Selasa (22/3/2016), dana itu akan digunakan oleh PSBI untuk melakukan peningkatan kepemilikan saham pada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) secara proporsional bersama-sama dengan tahapan pembangunan prasarana dan sarana kereta cepat Jakarta-Bandung.

Transaksi tersebut masuk transaksi material dengan penambahan penyertaan pada PSBI untuk mendukung proyek kereta cepat.

Ada sejumlah pertimbangan untuk garap proyek itu itu antara lain penugasan dari pemerintah tentang percepatan penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat, adanya potensi bagian pekerjaan konstruksi proyek kereta cepat dan pembangunan dari pengembangan transit oriented development (TOD) yang dapat dikerjakan oleh perseroan dan anak usaha.

Selain itu, pengembangan usaha melalui TOD yang akan memberikan manfaat bagi suistanability usaha untuk masa depan, alih teknologi kereta cepat dari China yang telah dipakai banyak negara selain di China seperti di Turki dan Amerika. Ada juga peluang perseroan untuk proyek lanjutan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya yang diperkirakan pada 2021.

Untuk mendapatkan dana Rp 4,03 triliun itu, perseroan menilai ada sejumlah alternatif pendanaan antara lain dana internal perseroan, penawaran umum terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), bank, dan penerbitan surat hutang berjangka.

Akan tetapi, perseroan yakin dapat memperoleh dana dari penambahan modal dengan atau tanpa HMETD antara lain pinjaman pihak ketiga Rp 1,75 triliun, penambahan modal dengan HMETD sebesar Rp 1,2 triliun, dan keuntungan perseroan dari kontruksi proyek kereta cepat sebesar Rp 1 triliun.

Untuk melakukan aksi korporasi tersebut dengan menambah modal pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 28 April 2016.

PT Kereta Cepat Indonesia China merupakan usaha patungan dari BUMN Indonesia dan BUMN China. Kerja sama tersebut dilakukan BUMN China melalui China Railway International Co Ltd.

PT Kereta Cepat Indonesia China akan menyelenggarakan prasarana dan sarana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai US$ 5,13 miliar atau sekitar Rp 70,8 triliun.

Pembiayaan proyek itu sekitar 25 persen dari pemegang saham KCIC dan 75 persen akan dibiayai perbankan dan lembaga keuangan lainnya.  (Ahm/Igw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya