Liputan6.com, Jakarta - Pengemudi taksi Surya Gading, Agustin, membawa mobilnya ke Markas Polda Metro Jaya dan parkir tepat di depan kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Kondisi taksi biru yang dikemudikannya terlihat menyedihkan. Beberapa bagian rusak dan hancur karena menjadi bulan-bulanan demonstran sopir taksi.
Kaca depan taksi berpelat B 1705 CX itu hampir berlubang. Diduga akibat hantaman batu. Kaca di samping kursi pengemudi sudah pecah seluruhnya. Sementara itu kondisi kaca bagian belakang mobil mengalami kerusakan parah.
Baca Juga
Advertisement
Ada lubang sebesar 30x20 sentimeter lengkap dengan bongkahan batu yang besarnya dua kali konblok bersarang di dalam mobil. Agustin mengatakan mobilnya "babak belur" ditimpuki para sopir taksi yang sedang berdemonstrasi menuntut pemerintah melarang operasional transportasi umum berbasis aplikasi, Selasa (22/3/2016).
"Habis nganter penumpang dari Kuningan ke Kasablanka. Enggak ada penjelasan (dari) mereka (demonstran), langsung saja memecahkan kaca. Saya tidak ikut demo karena itu mereka langsung mengepung saya," ucap Agustin di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Agustin menjelaskan, saat para demonstran merusak mobil yang dikemudikannya, ada pula satu taksi yang beroperasi dan hampir jadi bulan-bulanan mereka yang berunjuk rasa. Beruntung, taksi tersebut berhasil lolos dan kabur. Sementara Agustin terjebak kepungan para pelaku.
Saat detik-detik menegangkan itu dialaminya, tidak ada satu pun aparat kepolisian yang bersiaga di lokasi kejadian, di Jalan Kasablanka, Menteng Atas, Jakarta Selatan.
"Saya berjalan dengan Blue Bird, dia di depan, saya di belakang. Sama-sama masih operasi. (Tiba-tiba) Kaca langsung dipecahkan, mereka (pelaku) juga melempar batu," Agustin menerangkan.
Karena takut kembali diintimidasi, dia berinisiatif mengamankan taksinya ke Polda Metro Jaya dan pulang ke pul dengan menumpang kendaraan umum. Ia berniat melaporkan kejadian tersebut setelah mengadu ke pihak perusahaan.
"Saya sekalian melapor, tapi nunggu orang kantor dulu. Saya pulang ke pul dulu," ujar Agustin dengan nada lesu.