Liputan6.com, Jakarta - Hari pertama Inspektur Jenderal (Irjen) Moechgiyarto menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, diwarnai dengan demo sopir taksi dan angkutan kota yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD).
Seperti pendahulunya, Irjen Tito Karnavian, Moechgiyarto berinisiatif menggelar mediasi, dengan mengundang 24 pengusaha taksi, untuk berdiskusi di Mapolda Metro Jaya, malam ini.
Pertemuan yang akan dimulai pukul 21.00 WIB itu, Moechgiyarto ingin menyamakan persepsi mengenai unjuk rasa yang sesuai dengan undang-undang.
"Hari ini kita berencana akan mengundang pemilik-pemilik dari sopir taksi. Nanti insya Allah kalau memang jam 9 (malam) mereka bisa hadir, ya kita akan jelaskan sebagai tindak lanjut," ujar Moechgiyarto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/3/2016).
"Manakala apa yang disampaikan oleh Menko Polhukam itu ternyata sudah bisa meredam, mereka dan tidak melakukan aksi itu besok," sambung dia.
Moechgiyarto mengaku banyak belajar dari pengalaman demo hari ini, yang diwarnai aksi anarki. Prosedur unjuk rasa itulah yang akan ditekankan pihaknya, dalam diskusi malam ini.
"Kami belajar dari pengalaman hari ini supaya tidak terulang. (Pengajuan izin) pelaksanaan kegiatan unjuk rasa yang akan dilakukan, mungkin 3 hari ke depannya. Nah, itulah nanti kita samakan persepsi kembali kepada para pengusaha taksi," papar dia.
"Maksudnya pemberitahuan ini supaya pihak kepolisian akan mengamankan dengan baik," sambung mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Baca Juga
Advertisement
Bantah Kecolongan
Moechgiyarto membantah, kericuhan demo hari ini karena polisi kecolongan. Tapi karena para koordinator lapangan yang bertanggung jawab atas massa pendemo, mengingkari kesepakatan berperilaku tertib.
"Bukan kecolongan. Jadi mereka tidak bersepakat dengan baik, karena sudah 3 kali kita melakukan rapat dengan mereka. Sudah bersepakat bahwa di 3 titik dia akan melakukan demo, di situlah konsentrasi kita mengamankan," dia menegaskan.
Lulusan terbaik Akademi Polisi (Akpol) 1986 ini menyebutkan, kenyataan di lapangan para sopir taksi mengawali demo dengan kericuhan. Alhasil, polisi melakukan antisipasi di seluruh titik pergerakan massa, agar kericuhan tak meluas.
"Ternyata pada titik awal saja dia sudah brutal, tidak sesuai dengan komitmen," Moechgiyarto memungkasi.
Dalam unjuk rasa yang terjadi siang tadi, banyak sopir taksi merusak kendaraan di jalanan. Mereka juga melakukan aksi sweeping dan merusak taksi yang beroperasi, hingga menurunkan penumpang di tengah jalan.
Para sopir taksi juga menyerang sejumlah pengemudi ojek online yang melintas. Akibatnya, driver ojek online melakukan aksi balasan, hingga terjadi bentrokan.