Intip Gerak Saham Operator Taksi Usai Demo

Saham operator taksi dinilai masuk fase konsolidasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2016, 13:45 WIB
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan sopir angkutan umum terutama taksi telah melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk penolakan terhadap layanan jasa transportasi online pada Selasa 22 Maret 2016.

Sentimen itu sempat mempengaruhi laju saham operator taksi pada perdagangan saham kemarin. Lalu bagaimana pergerakan saham transportasi terutama operator taksi usai aksi demontrasi ribuan sopir angkutan umum.

Berdasarkan data RTI, saham operator taksi berada di zona merah pada perdagangan saham Rabu (23/3/2016). Pergerakan saham operator taksi dinilai masuk fase konsolidasi.

Saham PT Blue Bird Tbk merosot 1,17 persen ke level Rp 6.325 per saham pada penutupan perdagangan saham sesi pertama. Saham BIRD sempat berada di level tertinggi Rp 6.400 per saham dan terendah Rp 6.235 per saham. Frekuensi perdagangan juga tipis, tercatat total frekuensi perdagangan 52 kali dengan nilai transaksi Rp 879,9 juta.

Sementara itu, saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) melemah 1,7 persen ke level harga Rp 231 hingga penutupan sesi pertama. Pada sesi pertama, saham TAXI sempat berada di level tertinggi Rp 238 dan terendah Rp 231 per saham.

Transaksi perdagangan saham operator taksi ini memang ramai. Total frekuensi perdagangan sekitar 2.889 kali dengan nilai transaksi Rp 18,6 miliar.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun cenderung tertekan. IHSG turun 24,55 poin atau 0,51 persen ke level 4.831,55 hingga perdagangan saham Rabu siang ini.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan pergerakan saham operator taksi masuk fase konsolidasi. Ia menilai, pelaku pasar juga mencermati akibat aksi demo yang anarkis kemarin. Selain itu, pelaku pasar juga memperhatikan kinerja dari operator taksi.

"Yang perlu diperhatikan dan dibenahi kinerja operator taksi tersebut. Ini karena murni persaingan bisnis antara taksi konvensional dan online," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.

Lebih lanjut ia mengatakan, manajemen operator taksi konvensional perlu mengikuti perkembangan teknologi. Apalagi perkembangan teknologi tak bisa dibendung. Manajemen operator taksi juga perlu memikirkan cara untuk terus mengembangkan usahanya meski pun tanpa ada persaingan dari layanan jasa transportasi online.

"Sekarang perseroan harus mengantisipasi perkembangan teknologi. Tanpa online pun, mereka juga menghadapi persaingan dari perusahaan taksi lainnya yang terus tumbuh," kata dia.

Mengutip laporan keuangan perseroan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Express Transindo Utama Tbk membukukan laba turun menjadi Rp 11,14 miliar hingga kuartal III 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 109,24 miliar. Pendapatan naik menjadi Rp 721,40 miliar hingga kuartal III 2015.

PT Blue Bird Tbk masih membukukan kenaikan laba hingga kuartal III 2015. Perseroan mencatatkan laba periode berjalan naik 16,37 persen menjadi Rp 629,16 miliar. Pendapatan bersih naik 17,23 persen menjadi Rp 4,03 triliun hingga kuartal III 2015. (Ahm/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya