Liputan6.com, London - Rio Haryanto dan pembalap F1 lainnya yang tergabung dalam Asosiasi Pembalap Grand Prix (GPDA) menuntut reformasi di tubuh otoritas F1. Otoritas F1 yaitu FIA dinilai sudah mengeluarkan sistem yang kuno sehingga membuat bingung pembalap.
Baca Juga
- Pesona Laura Merrin, Si Seksi Pemain Wanita Everton
- Meski Messi Gabung City, Fans Takkan Datang ke Etihad
- Ancelotti Goda Ronaldo Bereuni di Muenchen
Advertisement
Salah satu sistem kuno yang membingungkan yaitu soal sistem kualifikasi. Baru satu seri dipakai, FIA sudah ganti lagi kualifikasi F1 sistem knock out yang memang merepotkan banyak pembalap.
Seperti dilansir crash, GPDA merilis pernyataan resmi terkait ini. Mereka menuntut reformasi di tubuh otoritas F1. Pernyatan resmi ini diwakili oleh Sebastian Vettel, Jenson Button dan Alex Wurz.
"Kami pembalap sampai kepada satu kesimpulan jika cara mengambil keputusan oleh otoritas F1 sudah kuno dan struktur FIA yang sakit membuat progres di F1 terhalang," begitu bunyi pernyataan GPDA.
"Ini berdampak buruk kepada olahraga ini. Membuat olahraga ini sulit dipahami generasi anyar penonton F1."
GPDA menuntut agar otoritas F1 lebih tegas dan jelas dalam mengambil keputusan, baik itu menyangkut hal teknis atau sisi sport.
Pembalap dalam surat pernyataan tertulis menyatakan siap membantu otoritas F1 dalam membuat sistem dan regulasi yang jelas.
"Kami harus memastikan jika F1 tetap olahraga yang kompetitif yang diikuti pembalap hebat dengan mesin yang hebat pula. Kami pembalap bersatu dan siap membantu otoritas agar F1 mencapai tujuan itu," lanjut bunyi pernyataan tertulis GPDA.