Liputan6.com, Jakarta - Sampai saat ini tersisa 2 warga negara asing yang masih bergabung dengan kelompok teroris Santoso. Mereka berasal dari suku Uighur Provinsi Xinjiang, Tiongkok.
"Dari 6 warga Uighur yang ikut bersama Santoso, kami pastikan tinggal 2 orang yang tersisa," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi di Palu, seperti dikutip Antara, Kamis (24/3/2016).
Rudy menjelaskan 2 warga Uighur lainnya yang bergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu yang dipastikan tewas yakni Farouk alias Magalasi dan Nuretin alias Abdul.
Kemudian satu orang lainnya, kata dia, yakni pria yang ditemukan membusuk dengan kepala bagian atas berlubang dan di bagian pinggang ada bekas luka tembak dan kaki luka robek.
Jenazah ditemukan di pinggir sungai Desa Torire Desa Lelo, Poso. Jazad dengan tinggi badan 180 cm ditemukan menggunakan jam tangan merek Casio.
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya suku Uighur lainnya yakni Joko alias Turang Ismail yang tewas bersama Tiger alias Anto alias Ishak berasal dari Bima. Dia tewas pascakontak senjata dengan aparat gabungan TNI dan Polri, Selasa 22 Maret 2016.
Rudy juga menjelaskan bahwa polisi sedang menelusuri jalur masuk yang dilalui suku Uighur untuk bergabung dengan kelompok Santoso.
Kata dia, warga Uighur yang bergabung dengan kelompok Santoso itu dari Xinjiang menuju Bangkok, ke Malaysia lalu ke Riau. Selanjutnya menuju puncak di Jawa Barat dan terbang ke Makassar, kemudian menuju Palu dan Poso melalui jalur darat.
"Di puncak, ada orang yang menjemput lalu dibawa ke Makassar lalu ke Sulawesi Tengah. Itu keterangan dari orang yang tertangkap di Parigi Moutong. Ini tidak jauh berbeda dengan orang asing yang masih berada di gunung," kata mantan Kapolres Poso itu.
Dia menyatakan, masuknya orang asing tak lepas dari kecanggihan komunikasi internet. Teknologi ini dimanfaatkan oleh Santoso untuk mengajak siapapun untuk bergabung.
"Yang mau berjihad, ayo bergabung bersama kami di sini," kata Rudy menirukan pernyataan Santoso yang diunggah di internet.