Anak Buah Teroris Santoso Ditangkap Saat Cari Makanan ke Kampung

Diduga kelompok yang dipimpin Santoso pecah.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 24 Mar 2016, 17:13 WIB
Densus 88 Antiteror Polri menggeledah rumah kos di‎ Dusun Gerdu, Desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (13/8/2015). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Jakarta Tim Satgas Operasi Tinombala menangkap seorang anggota teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Terduga teroris berinisial MAQ alias S alias Brother itu ditangkap pada Senin 22 Maret 2016 sekira pukul 08.30 WITA di Desa Wuasa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Satgas Operasi Tinombala, Kombes Pol Leo Bona Lubis, mengatakan S ditangkap saat turun gunung karena kelaparan. Pihaknya menduga, persediaan logistik di tempat persembunyian Santoso Cs sudah semakin menipis.

"‎Dia mungkin sudah enggak kuat kelaparan. Nah dia memisahkan diri dari kelompoknya untuk cari makan. Berdasarkan informasi dari masyarakat, kita langsung bertindak kesana dan kita tangkap dia," ujar Leo saat dihubungi wartawan dari Jakarta, Kamis (24/3/2016).

‎Leo juga menegaskan bahwa anak buah Santoso itu diringkus, bukan menyerahkan diri ke aparat. Sebab mereka didoktrin lebih baik tewas dibunuh daripada menyerahkan diri ke musuh.

"Jadi posisinya itu kita tangkap, bukan menyerahkan diri," tutur dia.

‎Ajaran Tak Sesuai

Selain karena kondisi tertekan dan kelaparan, banyak anggota Santoso yang memilih memisahkan diri karena merasa ajarannya sudah tidak sesuai. ‎Bahkan di kalangan kelompok mereka sudah mulai pecah karena berbeda paham terkait ajaran Santoso.

"Jadi mereka ini sudah tidak kuat lagi, namanya manusia punya keterbatasan. Mungkin dia sudah tak kuat dengan ajaran-ajaran Santoso. Sudah tidak lagi sesuai dengan apa yang mereka perjuangkan. Karena itu dia memisahkan diri,"‎ jelas Leo.

‎Berdasarkan informasi, terduga teroris berinisial MAQ ini ditangkap saat tengah meminta makan ke rumah warga karena tak kuat menahan lapar. Tersangka merupakan kelompok Santoso yang ‎selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya