Liputan6.com, Agam - Sebanyak 20 ekor sapi Bali milik warga Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ditemukan mati diduga terjangkit virus Jembrana.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam, Farid Muslim di Lubuk Basung, mengatakan kematian sapi jenis Bali ini terjadi sejak Januari hingga Maret 2016.
Pada umumnya, sapi Bali itu ditemukan mati ketika digembalakan di dalam kawasan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan dan warga. Pemilik sengaja tidak mengikat sapi mereka.
Akibat kejadian itu, warga mengalami kerugian sekitar Rp 200 juta. Perhitungannya dengan asumsi harga sapi sebesar Rp 10 juta per ekor.
Untuk mengantisipasi terjangkit kepada sapi lainnya, kata Farid, pihaknya telah memberikan vaksinasi secara gratis kepada sapi Bali yang ada di Kecamatan Tanjung Mutiara, Palembayan, Lubuk Basung, Ampek Nagari dan Tanjung Mutiara.
Baca Juga
Advertisement
"Ini bertujuan agar virus mematikan itu tidak menyebar ke sapi Bali lainnya di daerah itu," ujarnya.
Pada akhir Desember 2015, kasus kematian sapi bali juga terjadi di Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara. Dari hasil pemeriksaan sampel darah di laboratorium, sapi tersebut positif terjangkit virus Jembrana.
Virus Jembrana ini hanya menyerang pada sapi jenis Bali. Ciri-cirinya seperti leher, paha sapi berbintik merah, demam tinggi dan keluar keringat darah. Saat ini, populasi sapi Bali di Agam sebanyak 5.000 ekor.
Salah seorang warga Tiku Lima Jorong, Marganti mengatakan dengan kondisi ini ia telah menjual seluruh sapi Bali miliknya kepada pedagang sapi potong.
"Ini saya lakukan agar tidak mengalami kerugian cukup banyak," kata dia.