Liputan6.com, Pontianak - Jangan bayangkan puskesmas ramah anak di Pontianak itu seperti bangsal anak di rumah sakit swasta. Bentuk fisik bangunan puskesmas bernama Karya Mulya itu sama sederhananya dengan bangunan kebanyakan puskesmas di Indonesia.
Bagian dalam puskesmas yang beralamat di Jalan Ampera, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, itu dibagi menjadi tiga ruang. Cukup sesak untuk menerima pasien yang hendak berkonsultasi. Meski begitu, keterbatasan yang ada tidak menghentikan layanan untuk perempuan dan anak yang alami kekerasan.
Sejak 2011, puskesmas itu melayani pasien dengan berbagai kasus, mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek. Sudah banyak warga yang mengetahui layanan itu hingga anak-anak tak jarang berinisiatif datang ke puskesmas ramah anak sendirian.
Pemegang Program Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Unit Pelaksana Kegiatan Puskemas Karya Mulya, Desti Inayah Hasibuan, menyatakan layanan kesehatan selalu ramai pengunjung setelah adanya layanan khusus itu. Hal itu membuat sejumlah perawat dan bidan harus bekerja ekstra dalam menangani persoalan kesehatan anak dan perempuan yang bermasalah.
Baca Juga
Advertisement
"Pemeriksaan kehamilan dalam sebulan ada 2 sampai 4, itu kasus asusila. 5 Kalau traficking," jelas Desti, saat ditemui Liputan6.com di UPK Puskesmas Karya Mulya, Kamis, 24 Maret 2016.
Beragam kasus kekerasan sudah ditangani. Mulai dari kasus perkosaan nenek usia 70 tahun oleh cucu kandungnya pada 2013 lalu hingga penelantaran bayi berusia dua bulan oleh ibu kandungnya di tahun yang sama.
"Korbannya dari daerah kita ini. Itu anak-anak dan perempuan. Anak korban kekerasan jumlahnya belasan pada tahun 2015," ucap Desti.
Ia mengatakan semua petugas kesehatan bisa memberikan konseling. Kalau ada korban kasus asusila, konseling terhadap korban dilakukan secara tertutup. UPK Puskesmas Karya Mulia mulai buka sejak pukul 07.15 WIB hingga pukul 14.14 WIB.
"Pada 2015, jumlahnya tiga kasus asusila terhadap anak. Kalau ruangan untuk anak-anak ada tiga yang biasa dipakai. Ukurannya 2x5 meter," ungkap Desti.