KPK Telaah Pihak Lain Terlibat Korupsi Hambalang

Pengusutan nama-nama lain setelah Andi Zulkarnaen Mallarangeng masih menunggu hasil telaah tim penyidik KPK.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 25 Mar 2016, 07:07 WIB
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Liputan6,com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, pihaknya kini terus mempelajari kasus dugaan korupsi pembangunan pusat olahraga di Hambalang itu. Pengusutan nama-nama lain setelah penetapan tersangka Andi Zulkarnaen Mallarangeng alias Choel Mallarangeng masih menunggu hasil telaah Tim Penyidik.

"Kita masih pelajari terus. Tergantung perkembangan lebih lanjutnya seperti apa," kata Saut saat dihubungi melalui pesan singkat, Jakarta, Kamis 24 Maret 2016.

Choel diketahui menjadi tersangka teranyar terkait kasus dugaan korupsi Hambalang setelah Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng. Saut menuturkan, penelaahan kasus Choel tidak menutup kemungkinan juga mengarah kepada penetapan tersangka lainnya.

"Masih kita konsolidasikan kembali. Bisa jadi begitu (akan mengarah penetapan tersangka baru)," ujar Saut.

Mantan petinggi Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan Nazaruddin menuntut KPK untuk mengusut para pihak yang diduga terlibat dalam dugaan korupsi pembangunan Pusat Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. 

Menurut mereka, ada pihak-pihak yang harus dimintai pertanggungjawabannya dalam dugaan korupsi di Hambalang ini. Namun mereka sadar bahwa pengusutan nama-nama yang diduga tersandung kasus tersebut sepenuhnya tergantung kepada keinginan KPK. Meski lembaga itu dinilai mereka sudah mengantongi sejumlah fakta-fakta kasus ini.

"Pertanyaannya, kasus ini mau terhenti pada sebagian titik atau mau dituntaskan pada seluruh titik? Semua tergantung KPK, bagaimana KPK mau menegakkan keadilan," kata Anas di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu 23 Maret 2016.

Sementara itu Nazaruddin, berharap pelaku lainnya yang terlibat dalam kasus korupsi proyek tersebut diungkap dan diadili di pengadilan.

"Menurut saya, ada beberapa orang yang cukup bertanggung jawab untuk Hambalang, yang sampai sekarang belum jadi tersangka," ujar Nazaruddin.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah mengutarakan keinginannya untuk melanjutkan proyek Hambalang. Rencana Kemenpora itupun didukung Presiden Joko Widodo.

Dukungan Jokowi itu ditunjukkan dengan melakukan kunjungan ke lokasi proyek Hambalang itu pada Jumat 18 Maret 2016 bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadi Muljono dan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP

Kompleks olahraga Hambalang terbengkalai lantaran terkuaknya praktik korupsi yang menjerat mantan Menpora, Andi Mallarangeng, Sekretaris Menpora Wafid Muharam, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum hingga Angelina Sondakh.

Proyek yang mulai dibangun pada 2010 itu ternyata digunakan sejumlah pihak untuk mendapatkan keuntungan secara ilegal. Biaya pembangunan proyek Hambalang itu ditaksir mencapai 1,2 triliun.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya