Dikerumuni Polisi, Umat Katolik Manado Khusyuk Jalani Paskah

Kehadiran polisi di tengah jalannya rangkaian ibadah Paskah membuat beberapa umat tidak nyaman.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 25 Mar 2016, 21:50 WIB
Kehadiran polisi di tengah jalannya rangkaian ibadah Paskah membuat beberapa umat tidak nyaman. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Manado - Ribuan umat Katolik dari berbagai wilayah rohani di Manado khusyuk mengikuti proses penghormatan salib dalam rangkaian ibadah Jumat Agung, sebagai rangkaian perayaan Paskah, sore tadi. Ibadah itu diawali dengan jalan salib yang dimulai pukul 13.00 Wita.

Sejak siang hari, umat mulai berdatangan memadati Gereja Katedral Hati Tersuci Maria untuk mengikuti rangkaian ibadah yang dipimpin Pastor Agus Sumarauw Pr. Prosesi dilanjutkan dengan pembacaan kisah sengsara Yesus Kristus yang menggambarkan bagaimana peristiwa yang terjadi lebih dari 2000 tahun lalu.

Ketika itu, Yesus dikhianati salah satu muridnya yakni Yudas Iskaryot, kemudian disidang oleh Pilatus dan dijatuhi hukuman mati di kayu salib. Meski dipadati ribuan umat yang sebagian besar mengenakan pakaian berwarna hitam, umat Gereja Katedral ini relatif hening mengenang kematian Yesus Kristus.

Ibadah selanjutnya masuk prosesi penghormatan salib. Satu per satu umat maju ke depan, mencium kaki Yesus yang terpaku di kayu salib, sebagai simbol penghormatan terhadap Yesus yang dipaku di kayu salib.

Meski panas terik, ribuan umat Katolik terlihat khusyuk menjalani ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral yang terletak di jantung Kota Manado itu.


"Salib adalah lambang penghinaan. Tempat para penjahat digantung. Tapi melalui kematian Yesus, salib menjadi lambang kemenangan. Lambang keselamatan," ungkap Pastor Agus, Jumat (25/3/2016).

Bagi umat Katolik di seluruh dunia, ibadah Jumat Agung merupakan rangkaian Tri Hari Suci yang dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, serta Minggu Paskah. Jika pada Kamis Putih diperingati malam perjamuan terakhir antara Yesus dan 12 murid-Nya, pada Jumat Agung dikenang sebagai kematian Yesus.

Tiga hari setelah itu adalah Minggu Paskah. Umat Katolik maupun Kristen lainnya di seluruh dunia percaya sebagai hari kebangkitan Yesus.

Dijaga Ketat

Puluhan personel dari Polisi Perairan Polda Sulawesi Utara (Sulut) menjaga ketat rangkaian perayaan Paskah. Kehadiran puluhan polisi dengan sejumlah kendaraan yang diparkir di depan gereja menarik perhatian umat yang hendak menjalankan ibadah.

"Mengamankan pelaksanaan misa yah memang wajib. Tapi kalau dengan pengerahan kendaraan dan personel seperti ini, kita juga merasa sedikit tidak nyaman,” ungkap Lusia Polii, umat Paroki Katedral Manado.

Dia menilai kondisi Manado kondusif sehingga penjagaan aparat keamanan sebaiknya tidak perlu demonstratif. Seperti yang ditunjukkan aparat saat itu. "Di sisi lain kami tetap bersyukur, bisa menjalankan ibadah dengan baik," ucap Lusia.  

Kepolisian Daerah Sulut dan Polres di jajarannya mengerahkan 2.000 personel dalam pengamanan perayaan Jumat Agung dan Paskah 2016. Jumlah itu setara dengan sepertiga kekuatan aparat di Kota Manado.

"Penjagaan ini mulai 24 hingga 28 Maret 2016. Diprediksi akan terjadi peningkatan aktivitas masyarakat di Sulut. Terutama di tempat-tempat ibadah, pusat perbelanjan dan lokasi wisata," ungkap Kapolda Sulut Brigjen Wilmar Marpaung saat memimpin Apel Gelar Pasukan Perayaan Paskah di halaman Mapolda Sulut, Kamis, 24 Maret 2016.

Sebanyak 263 personel Mapolda juga terlibat dalam pelaksanaan pengamanan perayaan Paskah serta pasukan dari Polresta Manado dan ormas kemasyarakatan dan keagamaan.

Personel Polda Sulut juga melakukan penjagaan ketat di daerah perbatasan. "Sekarang kan lagi Operasi Tinombala, jangan sampai mereka terdesak lalu melarikan diri ke wilayah kita. Tak menutup kemungkinan kelompok Santoso lari di Sulut," ujar Kapolda Sulut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya