Liputan6.com, Washington DC - Markas Departemen Pertahanan Militer Amerika Serikat, Pentagon, mengumumkan mereka telah menewaskan sejumlah militan terkemuka ISIS pada pekan lalu, termasuk salah satu pemimpin kunci kelompok teroris tersebut.
"Kematian Abdul Rahman Mustafa al-Qaduli dan anggota lain dari 'kabinet' kelompok itu akan menghambat gerak kelompok tersebut," kata Menteri Pertahanan AS Ashton Carter seperti dikutip dari BBC, Sabtu (28/3/2016), tanpa merinci kematian warga Irak yang juga dikenal sebagai Haji Iman itu.
Baca Juga
Advertisement
NBC News sebelumnya melaporkan, Qaduli tewas dalam serangan oleh pasukan khusus AS di Suriah pada Kamis 24 Maret pagi waktu setempat.
Para pejabat Kementerian Pertahanan AS mengatakan, pasukan yang tiba dengan helikopter awalnya ingin menangkap Qaduli hidup-hidup ketika melaju melewati mereka di dalam mobil.
"Ada upaya untuk menangkap Qaduli hidup, tapi situasi tak memungkinkan. Militan itu bersama tiga orang lainnya di dalam kendaraan tersebut akhirnya tewas dibombardir," ungkap pejabat tersebut menambahkan.
Sebelumnya, pihak berwenang AS membuka sayembara memburu Qaduli dengan iming-iming hadiah US$ 7 juta.
Menteri Keuangan ISIS
Menurut keterangan Carter, Qaduli merupakan pemimpin senior ISIS yang menjabat sebagai menteri keuangan, juga bertanggung jawab untuk urusan eksternal dan plot serangan. Etnis Turkmen itu lahir pada 1957 atau 1959 di kota Mosul, Irak utara -- yang dikuasai ISIS sejak 2014.
Pria yang juga dikenal dengan sebutan Haji Iman itu disebutkan bergabung dengan Al-Qaeda di Irak (AQI) pada 2004, di bawah kepemimpinan almarhum Abu Musab al-Zarqawi. Ia menjabat sebagai wakilnya sekaligus pemimpin di Mosul.
Setelah dibebaskan dari penjara Irak di awal 2012, ia bergabung dengan ISIS di Suriah.
Tahun 2015, beberapa sumber mengidentifikasi Qaduli sebagai orang nomor dua di jajaran pimpinan ISIS yang dikenal sebagai Abu Alaa al-Afari. Ia disebut-sebut sebagai orang yang mengambil alih pimpinan sementara kelompok militan tersebut, setelah orang nomor satu, Bakr al-Baghdadi, dilaporkan terluka dalam serangan udara AS.
"Penghapusan pemimpin ISIS ini akan menghambat kemampuan organisasi untuk beroperasi baik di dalam dan di luar Irak serta Suriah. Ia adalah pemimpin senior ISIS kedua yang kita targetkan bulan ini, setelah mengkonfirmasikan kematian menteri urusan perang grup itu beberapa waktu lalu," kata Carter.
Menteri urusan perang yang diidentifikasi sebagai Tarkhan Batirashvili dari Georgia, juga dikenal sebagai Omar Shishani, juga dilaporkan meninggal karena luka parah akibat serangan udara AS di timur laut Suriah pada 4 Maret.
Para pejabat AS mengatakan informasi tersebut pekan lalu, namun kantor berita yang dikuasai ISIS, Amaq, mengutip sumber tak dikenal dan menyangkal kematian Shishani.
Selain membunuh Qaduli, Carter menyebutkan, serangan udara AS juga telah menewaskan pemimpin senior ISIS lainnya dalam beberapa hari terakhir. Termasuk pria yang dikenal sebagai Abu Sara, sosok yang bertugas menggaji para militan di Irak utara, termasuk sejumlah anggota lainnya.
"Seperti yang Anda ketahui, posisi pemimpin bisa saja digantikan. Mereka sudah diburu dalam waktu lama. Mereka senior dan berpengalaman, dan menghilangkan posisinya adalah tujuan penting...," tegas Carter.