Liputan6.com, Barcelona - Pep Guardiola memuji salah satu mentornya, Johan Cruyff, sebagai sosok yang amat berpengaruh dalam karier sepak bolanya. Pelatih Bayern Muenchen ini mengaku tidak tahu apa-apa tentang sepak bola sampai dia bertemu Cruyff di Barcelona.
Kisah kesuksesan pertama Guardiola bersama Barcelona adalah saat dia menjadi pemain kunci dalam tim asuhan Cruyff. Kala itu, Barcelona dijuluki Dream Team dalam kurun waktu 1991 dan 1996, karena bermaterikan sejumlah pemain hebat.
Baca Juga
- Pembalap Jepang: Rio Haryanto Ceroboh di Australia
- Digoda MU 60 Juta Pounds, Mourinho Akan Jadi Pelatih Terkaya
- Blind: Belanda Pantas Dihajar Prancis
Advertisement
Bagi Guardiola, Cruyff meninggalkan banyak hal bagi sepak bola, sehingga meninggalnya Cruff adalah kehilangan besar. Pelatih yang musim depan bakal menangani Manchester City itu mengaku beruntung pernah dibesut oleh sosok sebesar Cruyff.
Guardiola, pelatih yang menorehkan prestasi lebih hebat bersama Barcelona dibanding Cruyff, bahkan merasa utang budi pada legenda sepak bola Belanda itu. Dia meninggalkan banyak kenangan bagi orang-orang di sekitarnya, termasuk para pemain yang pernah merasakan tangan dingin Cruyff.
"Saya tidak tahu apa-apa tentang sepak bola sampai saya bertemu Cruyff," ungkap Guardiola, seperti dilansir RAC1.
"Kami semua akan kehilangan dia (Cruyff) dan kami tidak dapat bertemu lagi jika kami ingin melihatnya, tapi dia meninggalkan warisan yang berharga," kata pelatih berusia 45 tahun.
Guardiola menuturkan, beruntung orang-orang yang mengenal Cruyff secara pribadi atau pernah mendapat instruksinya di lapagan. "Dia meninggalkan banyak hal untuk kami," ucap Guardiola.
Cruyff telah wafat pada 24 Maret 2016, dalam usia 68 tahun akibat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Penyakit kanker itu disebabkan kebiasaan merokok pria yang mempopulerkan taktik Total Football ini. Atas jasa-jasanya di masa lampau, Ajax Amsterdam, klub yang pernah dibelanya, bersiap mengganti nama markas mereka, dari Amsterdam ArenA menjadi Johan Cruyff Arena.
Cruyff digambarkan Guardiola sebagai sosok yang berpengaruh bagi semua orang di Barcelona. Cara Cruyff bermain, melatih, dan ilmu-ilmu yang ditularkannya begitu berharga bagi sepak bola dunia dan menginspirasi generasi berikutnya.
"Kita semua mengikutinya dalam beberapa cara, beberapa pelatih dan sekretaris teknis, juga komentator, dan hal ini mungkin sesuatu yang hanya bisa Anda ikuti dari orang ini (Cruyff)," beber Guardiola.
"Johan Cruyff mengecat kapel dan pelatih-pelatih Barcelona setelahnya hanya memulihkan dan memperbaiki," katanya.
"Jika kita sudah memutuskan untuk menjadi pelatih, itu karena kami telah ditanamkan dengan ide bahwa kami dapat mendominasi permainan tanpa perlu nama Lionel Messi di dalam tim. Cruyff membantu kami dalam hal itu," ucapnya.
Pelatih berkepala plontos ini menyatakan dia tidak akan pernah melupakan Cruyff. Warisan dalam sepak bola pemain yang membawa Timnas Belanda runner up Piala DUnia 1974 ini tak terbatas dan akan terus abadi.
"Dia melindungi saya ketika saya memulai karier sebagai pesepakbola. Dia menaruh saya di tempat seharusnya saya berada. Dia memberikan saya pelajaran bagaimana saya bersikap di atas lapangan, bagaimana menjaga jarak dengan media," ungkap Guardiola.
Guardiola percaya sejumlah pemain yang pernah dan masih membela Barcelona saat ini akan bisa melanjutkan pekerjaan Cruyff. Xavi, Sergio Busquets, dan Andres Iniesta diyakini Guardiola akan melanjutkan warisan Cruyff untuk sepak bola.
"Saya telah katakan kepada mereka (Xavi, Busquets, Iniesta) bahwa mereka mampu melatih di masa depan. Saya tidak ragu Xavi akan jadi pelatih. Jika dia dan Barcelona membangun ide ini, kultur klub akan berlanjut selama mereka tetap bekerja keras di akademi," paparnya.