Kepala Desa se-Magelang Diminta Mendes Jadi Tumpuan Warganya

Hal ini terkait dengan rencana Dana Desa yang akan turun bulan April antara 700-800 juta per desa.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Mar 2016, 18:06 WIB
Seorang petani memanen padi akibat sawahnya tergerus aliran lahar di desa Srowol Muntilan, Magelang, Jateng. Aliran lahar di Sungai Pabelan menggerus sawah milik warga. (Antara)

Liputan6.com, Magelang - Para kepala Desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah diminta agar tak perlu khawatir dan takut menjalankan kebijakan pembangunan, selama itu menjadi aspirasi dan kepentingan masyarakat.

"Saya akan tetap perjuangkan agar dana desa di transfer satu kali dan langsung ke rekening desa. Dananya akan turun bulan April antara 700-800 juta per desa‎," ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar di Pendopo Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/3/2016).

Dalam acara yang dihadiri seluruh Kades dan Camat se-Kabupaten Magelang itu hadir juga Wakil Bupati Magelang Zaenal Arifin, yang menyambut langsung kehadiran menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

 

 

Marwan juga mengajak seluruh kepala desa agar fokus kerja membangun daerahnya masing-masing. Sekaligus bisa menjadi tumpuan warganya dalam rangka pembangunan desa menuju kesejahteraan rakyat.

"Para kepala desa tidak boleh terprovokasi oleh isu yang tidak jelas, lebih baik fokus pada pembangunan desanya masing-masing," kata Marwan.

Untuk itu, kata Marwan, dana desa yang akan disalurkan pemerintah dapat dipergunakan untuk pembangunan desa yang dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh seluruh warga desa.

‎"Prioritas penggunaan dana desa untuk tiga hal,‎ infrastruktur dasar, sarana dan prasarana sosial dasar, dan untuk pengembangan ekonomi masyarakat‎," tandas Marwan.

Kepala Desa Jumoyo, Sungkono dalam dialog dengan Menteri, menurut Sungkono, dana desa diterima Tahap pertama kami menerima Rp284 juta yang sudah digunakan untuk membangun saluran irigasi, rabat beton, dan pembangunan PAUD.

"Itu sangat membantu masyarakat kami." terang Sungkono.

Selain itu, ia juga ingin menyampaikan aspirasi terkait minimnya sumber daya manusia untuk pendamping desa. Di seluruh Kecamatan Salam, kata dia, hanya ada tiga orang pendamping desa.

"Bagi kami pendamping desa itu perlu untuk mengawasi dan membimbing kami yang memiliki beragam latar belakang, ada yang dari jalanan, petani maupun pedagang," kata Sungkono.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya