Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa demo angkutan umum tanggal 22 Maret 2016 masih lekat di ingatan sejumlah sopir angkutan umum. Beberapa di antara mereka sempat terganjal saat mengantar penumpangnya.
Kondisi mobil yang rusak parah menjadi saksi bisu peristiwa demo yang berakhir kisruh itu. Kendati, kebutuhan hidup dan tanggung jawab keluarga membuat mereka tak berhenti bekerja.
Peristiwa demo yang berujung kisruh itu awalnya hanya menutup jalan protokol di Ibu Kota Jakarta. Namun jumlah pendemo yang bertambah terus, membuat suasana mulai tak kondusif.
Entah siapa yang memulai, vandalisme pun mulai terjadi. Penumpang taksi lari ketakutan melihat penyerang yang bertambah agresif.
Pengemudi taksi ada yang sempat menghindar. Sementara polisi terus berupaya membubarkan kekisruhan.
Di tempat yang lain, seorang pengemudi angkutan umum roda dua jadi sasaran pengemudi taksi. Perang terbuka tak bisa dihindari. Batu dan benda keras lainnya beterbangan.
Polisi langsung turun tangan bubarkan perang batu itu. Satu taksi hancur.
Baca Juga
Advertisement
Sementara di jalur Tol Cawang, Jakarta, gerombolan sopir pendemo mulai bertindak di luar kewajaran. Beberapa taksi yang melintas dipaksa bergabung untuk berdemo. Tak peduli kerugian yang dialami penumpang.
Pemicu Kisruh
Panasnya suhu pertarungan bisnis antara angkutan umum reguler yang berizin dengan angkutan umum berbasis online, berawal dari tidak jelasnya regulasi pengaturan alat transportasi massal ini.
Keruwetan masalah di angkutan umum bukan tanpa sebab. Munculnya angkutan umum online beberapa tahun terakhir menimbulkan protes dari taksi reguler.
Persoalan tarif menjadi krusial karena adanya perbedaan yang mencolok.
Meski begitu, tak semuanya sependapat. Muaranya, konsumen mendapat pelayanan terbaik.
Keberadaan angkutan umum online memang masih menjadi kontroversi. Namun tak menghentikan minat masyarakat yang tergiur dengan penghasilannya.
Belum lagi kemudahan dalam mendapatkan order.
Taksi reguler pun bukannya tak bersiap dengan kemajuan teknologi. Sebuah aplikasi yang bersifat mobile sudah digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Tentunya untuk mempermudah pemesanan calon pelanggan.
Sebenarnya, persaingan ketat di bisnis transportasi umum merupakan hal yang lumrah. Perlombaan memberikan servis terbaik akan menciptakan transportasi umum yang layak bagi masyarakat. Namun, kompetisi itu kini dinilai tak lagi sehat.
Perselisihan antar angkutan umum yang sampai menimbulkan gelombang demo besar-besaran, sempat membuat Ibu Kota Jakarta lumpuh. Para pengguna angkutan umum terlantar.
Keributan seperti itu akan sangat merugikan konsumen pengguna jasa angkutan umum.
Riuh rendah aksi unjuk rasa pengemudi taksi reguler berawal dari kekecewaan atas sikap pemerintah dalam menangani konflik.
Mengapa kisruh antar angkutan umum ini bisa terjadi? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV edisi Minggu (27/3/2016), di bawah ini.