Liputan6.com, Bengkulu - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia I Wayan Kusmianta Dusak mengaku kecolongan dalam pengamanan di lingkungan Rumah Tahanan Negara (rutan) Malabero sehingga terjadi kerusuhan dan pembakaran yang menewaskan 5 tahanan.
"Jumlah petugas jaga yang sangat minim, satu regu jaga hanya 5 orang. Sangat tidak memungkinkan kita mengawal 156 orang tahanan," ujar Wayan di Rutan Malabero Bengkulu, Minggu (27/3/2016).
Secara standar operasional prosedur, kata dia, sudah dijalankan sesuai aturan. Tetapi kondisi malam kejadian itu sangat luar biasa dan tidak terbendung lagi.
Baca Juga
Advertisement
Pengrusakan pintu sel dan pembobolan tembok penjara sangat di luar dugaan, apalagi kondisi emosional para tahanan saat malam kejadian dipicu provokasi seorang tahanan yang diciduk BNN menambah beringas ratusan penghuni rutan.
Kondisi Rutan, kata Wayan, juga sudah sangat rentan. Bangunan peninggalan kolonial Inggris saat menduduki Bengkulu yang dibangun pada 1925 itu juga sudah sangat rapuh.
"Ini menjadi Pekerjaan Rumah kita untuk membenahi seluruh sistem pengamanan di semua LP dan rutan se Indonesia," lanjut Wayan.
Wakil Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang sempat mengunjungi Rutan Malabero mengaku sedih atas peristiwa yang merenggut nyawa 5 tahanan ini.
"Kita turut berduka, ini merupakan cobaan dan kepada pihak keluarga kami berharap untuk bersabar," ucap Rohidin.