Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu cukup mempengaruhi kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan penjualan konsolidasi tumbuh 0,73 persen menjadi Rp 64,06 triliun hingga 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 63,5 triliun.
Kontribusi penjualan terbesar dari kelompok usaha strategis produk konsumen bermerek yang mencapai 49 persen.
Lalu disusul kelompok Bogasari sebesar 24 persen, perkebunan sebesar 19 persen dan distribusi sebesar delapan persen terhadap penjualan.
Baca Juga
Advertisement
Akan tetapi, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 24,7 persen menjadi Rp 2,97 triliun pada 2015.
Marjin laba bersih turun menjadi 4,6 persen dari 6,2 persen. Dalam keterangan tertulis yang diterbitkan, Senin (28/3/2016), marjin laba bersih turun disebabkan oleh rugi kurs yang belum terealisasi sebagai akibat nilai tukar rupiah yang melemah.
Sementara itu, laba usaha naik menjadi Rp 7,36 triliun dari Rp 7,32 triliun. Sedangkan marjin laba usaha tetap stabil pada tingkat 11,5 persen.
Total liabilitas naik menjadi Rp 48,70 triliun pada 31 Desember 2015 dari periode 31 Desember 2014 sebesar Rp 45,80 triliun. Ekuitas tercatat naik menjadi Rp 43,12 triliun. Perseroan mengantongi kas mencapai Rp 13,07 triliun pada 31 Desember 2015.
"Kami memandang positif perbaikan iklim ekonomi makro yang terjadi di awal 2016. Namun demikian, kami akan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian guna antisipasi tantangan-tantangan baru yang mungkin akan timbul. Kami akan terus berupaya mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan baik secara organik maupun anorganik, serta tetap mempertahankan posisi keuangan yang sehat," ujar Anthoni Salim, Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (Ahm/Igw)