10 Negara dengan Pendapatan Tertinggi di Asia

Asia tergolong sebagai benua yang paling beragam dalam hal budaya, geografi, dan kinerja ekonominya.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Mar 2016, 20:00 WIB
Arab Saudi dalam proses membangun gedung pencakar langit bernama Kingdom Tower. Gedung ini digadang-gadang menjadi yang tertinggi di dunia dengan ketinggian lebih dari 1 km. (www.theguardian.com)

Liputan6.com, Jakarta - Di luar benua Amerika, Australia maupun Eropa yang kerap menjadi tujuan wisata yang mahal, Asia tergolong sebagai benua yang paling beragam dalam hal budaya, geografi, dan kinerja ekonominya. 

Beberapa negara di Asia ternyata mampu menjadi negara yang mampu memberikan pendapatan yang cukup tinggi bagi warganya. Pendapatan tersebut karena industrinya yang cukup maju, baik industri di sektor sumber daya alam maupun yang lainnya.

Melansir dari Gazette Review, Senin (28/3/2016), terdapat 10 negara di Asia yang memberikan pendapatan tinggi kepada warganya. Pemeringkatan tersebut disusun oleh Bank Dunia (World Bank). Berikut rinciannya:

1. Arab Saudi

Arab saudi merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di timur tengah dengan penghasilan rata-rata US$ 53.149 per tahun atau setara dengan Rp 708 juta per tahun (estimasi kurs 13.333 per dolar AS). Arab Saudi merupakan negara terkaya di Asia.

Setelah bergabung dengan World Trade Organization pada tahun 2005 dan menjadi anggota pendiri OPEC, Arab Saudi bertahan sebagai salah satu pilar ekonomi dan produksi primer dari produk minyak bumi.

Seperti yang diharapkan dari industri yang menguntungkan, negara ini membuat dirinya menjadi negara terkaya di Asia dalam hal Purchasing Power Parity dan PDB.

2. Taiwan

Taiwan merupakan markas dukungan IT dengan pendapatan rata-rata US$ 43.599 per tahun atau Rp 581 juta per tahun. Pada kisaran 1960, Taiwan memiliki ekonomi di bidang pertanian cukup sukses. Lalu selama beberapa dekade terakhir negeri ini lebih terbuka pada perbaikan teknologi dan pelatihan lembaga dari negara lain. Dengan begitu Taiwan memiliki negara impor dan mitra ekspor utama yaitu Jepang, China dan Amerika Serikat.

3. Jepang

Negara ini merupakan raksasa di industri otomotif, elektronik dan pinjaman. Jepang memiliki perekonomian yang sangat kuat dengan rata-rata penghasilan US$ 38.216 per tahun atau Rp 509 juta per tahun. Jepang memiliki beberapa kota yang modern dan akomodatif dalam dunia industri pengembangan penelitian yang tiada duanya.

Meskipun begitu, Jepang tidak terlalu kaya dalam hal sumber daya alam. Berkat budaya yang berorientasi kerja keras dan inovasi dalam bidang teknologi, bangsa ini berhasil menempati kedudukan ketiga negara dengan penghasilan terbanyak.

4. Korea Selatan

Korea Selatan adalah salah satu dari sekian negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi dengan gambar skala logaritmik. Korea Selatan mengalami masa sulit sejak Perang Korea sampai tahun 1970-an. Hal tersebut membuat negara ini cukup miskin.

Berkat inovasinya dalam produksi otomotif, bangunan kapal, dan bidang elektronik, kini Korea Selatan memiliki perekonomian yang cepat berkembang di Asia. Hal tersebut juga menjadi kemajuan besar dalam kualitas hidup dan pendidikan bagi rakyat secara umum dengan penghasilan rata-rata US$ 36.528 per tahun atau Rp 487 juta per tahun.

5. Uni Emirat Arab

Menjadi pusat beberapa bangunan terbesar di planet ini, dan kemacetan lalu lintas oleh mobil mewah, menjadikan UEA raksasa ekonomi. 90 persen hasil ekonominya berdasarkan minyak bumi dan produk minyak bumi, menjadikan Emirates pemain utama di Organisasi Perdagangan Dunia dan OPEC. Dengan penghasilan rata-rata US$ 35.400 per tahun atau Rp 471 juta.


Malaysia

6. Malaysia

Meskipun memiliki kepadatan penduduk yang rendah, Malaysia dengan mudah bersaing dengan negara lain di Asia. Salah satu faktor utama keberhasilan Malaysia adalah bisnis dengan skala internasional. Selain hubungan bisnis internasional, Malaysia juga merupakan eksportir utama minyak, baik kelapa sawit dan minyak mentah.

Selain itu, Malaysia juga membuat kolektor energi terbarukan, yaitu panel surya. Sektor yang unik untuk ekonomi Malaysia adalah industri pariwisata medis yang besar. Penghasilan rata-rata Malaysia adalah US$ 25.833 per tahun atau Rp 344 juta per tahun.

7. Rusia

Dengan cadangan minyak yang tinggi, Rusia menempati posisi ketujuh dengan pendapatan rata-rata US$ 23.774 per tahun. Setelah beralih ke model ekonomi milik negara murni, sistem pertambangan besar dan sektor ekstraksi bahan bakar telah mendukung ekonomi selama beberapa dekade ini. Rusia juga memiliki sektor pertahanan dan sektor kedirgantaraan, dengan manufaktur senjata dan program luar angkasanya dikenal di seluruh dunia.

8. Turki

Walaupun Krisis Suriah selalu menjadi pemberitaan di media, namun Turki juga memiliki perekonomian yang luar biasa. Negara ini adalah salah satu tempat yang membuat keuntungan signifikan di sektor pertanian. Negara ini memiliki penghasilan rata-rata US$ 19.610 per tahun.

Bangsa ini juga memiliki keuntungan menjadi penyumbang terbesar kedua konstruksi di seluruh dunia dalam hal kontraktor dan bahan. Mengingat kedekatannya dengan Zona Euro, Turki juga menawarkan tujuan wisata yang unik ke pasar sangat besar, dan telah mengambil keuntungan penuh di situ.

9. Thailand

Sebagai negara dengan ekonomi yang baru berkembang, Thailand menjadi tempat kontradiksi ekonomi. Beberapa negara seperti Thailand masih mengandalkan perekonomiannya pada sektor pertanian dengan tidak terlalu tergantung pada teknologi.

Sisi lainnya, Thailand juga memiliki ekonomi pasar gelap terbesar, yang diduga memiliki hampir 41 persen nilai PDB di belakangnya. Meski begitu, Thailand memiliki pendapatan rata-rata US$ 16.081 per tahun.

10. China

Hampir semua hal dibuat di China, termasuk sistem ekonomi yang luas. Dikenal sebagai eksportir terbesar konstruksi, elektronik, sebagian besar tekstil dan barang-barang plastik, China memiliki pendapatan rata-rata US$ 14.190 per tahun. 

China memiliki sistem diversifikasi sehingga sulit untuk melacak setiap sektor yang secara langsung dipengaruhi oleh bangsanya. Sayangnya, meskipun memiliki kehadiran kuat sebagai mitra dagang, upah untuk rata-rata pekerja biasanya rendah. (Shabrina Aulia Rahmah/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya