Liputan6.com, Lahore - Grup pecahan Taliban mengumumkan bahwa pihaknya telah mengirim bomber untuk meledakan diri di taman Lahore di tengah kota Pakistan. Korban mencapai lebih dari 70 orang termasuk anak-anak.
Grup pecahan itu mendeklarasikan dirinya Jamaat-ul-Ahrar. Mereka sengaja menargetkan warga kristen Pakistan yang saat itu tengah merayakan Paskah.
Presiden Pakistan mengutuk serangan itu dan pemerintah daerah mengumumkan 3 hari berduka.
Baca Juga
Advertisement
Setidaknya 300 orang terluka, dan pihak berwenang mengestimasi angka kematian akan terus meningkat. Rumah-rumah sakit di area terdampak banyak menerima tindakan gawat darurat setelah ledakan mematikan yang terjadi pada Minggu 27 Maret 2016.
Lahore adalah kota di Pakistan yang paling liberal dan makmur. Juga kota di mana Perdana Menteri Nawaz Sharif berasal. Dalam beberapa tahun terakhir hanya sedikit serangan teror mengenai kota itu.
Juru bicara kelompok teroris Jamaaat-ul-Ahrar, Ehsanullah Ehsan mengatakan mereka ingin mengirimkan pesan kapada PM Sharif bahwa mereka berhasil memasuki Lahore, dan akan mengancam akan masuk lebih dalam lagi, seperti dilaporkan BBC, Senin (28/3/2016).
Jamaaat-ul-Ahrar adalah grup pecahan dari Tehrik-e Taliban di Pakistan. Mereka beberapa kali menyerang warga Pakistan dan pasukan keamanan dalam beberapa bulan terakhir.
PM Sharif terpaksa menangguhkan rencana perjalanannya ke Inggris.
Seorang saksi mata menyatakan, sempat terjadi keributan dan banyak anak-anak terpisah dari orangtua sebelum ledakan terjadi di pintu utama taman Gulshan-e-Iqbal.
Seorang saksi lain mengatakan kepada stasiun TV Geo Pakistan, dia tengah dalam perjalanan ke pasar malam dengan istri dan 2 anaknya ketika mendengar ledakan besar. Mereka juga mengaku sempat terlempar ke lantai.
"Ketika ledakan terjadi, api begitu tinggi mencapai atas pohon dan aku melihat tubuh manusia terbang di udara," kata Hasan Imran, (30), warga setempat yang pergi ke taman untuk jalan-jalan kepada Reuters, Minggu, 27 Maret 2016.