Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pernyataan mengejutkan keluar dari mulut mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Dia mengakui dahulu dirinya adalah seorang diktator.
Mahathir menyatakan dia juga adalah orang yang bertanggung jawab atas naiknya Najib Razak menjadi PM Malaysia saat ini. Namun, Mahathir pula yang terus mencoba menggulingkan Najib dari kekuasaannya.
Pernyataan yang mengejutkan itu ia lontarkan di tengah-tengah kampanye Save Malaysia, sebuah gerakan para oposisi dan Ketua UMNO yang kecewa dengan pemerintah sekarang ini. Menurut Mahathir, kondisi Negeri Jiran sekarang merupakan konsekuensi dari 22 tahun dirinya memerintah.
Baca Juga
Advertisement
Meski mengaku bertanggung jawab, Mahathir tak mau dirinya semata yang disalahkan. Dia mengatakan dua PM sebelum dirinya, Abdul Razak Husein--ayah Najib Razak--dan Hussien Onn juga patut disalahkan.
"Jika kita punya PM baru, saya cukup yakin dia akan sangat memperhatikan apa yang akan terjadi jika dia menyimpang, menyalahgunakan kekuasaan. Saya pikir PM baru tak akan melakukan apa yang sudah Najib lakukan," ucap Mahathir seperti dikutip dari Asia Correspondent, Senin (28/3/2016).
"Saya dulunya seorang diktator, tapi masyarakat tidak berdemo melawan saya, seperti yang terjadi terhadap pemerintahan saat ini. Najib sudah melakukan sesuatu hal yang begitu buruk, sehingga masyarakat kini menggelar sejumlah pernyataan tak puas kepadanya," ucap dia.
Dia menyebut untuk menurunkan PM saat ini tak bisa dilakukan seorang diri. Masyarakat baik itu oposisi atau anggota partai berkuasa musti bersatu.
"Kami harus mengumpulkan orang-orang yang berani menyatakan bersuara. Kita harus membuat ini jadi gerakan masyarakat nyata," ucap Najib.
Mahathir mengakui cita-citanya itu pastinya akan mendapat banyak halangan. Termasuk soal ketakutan masyarakat Malaysia jika ingin mendukung gerakan tersebut.
"Saya merasakan seberapa takutnya mereka (masyarakat), pemerintah ini memang dibuat untuk menakuti masyarakat, mereka mengancam, menangkap dan memenjarakan masyarakat tanpa dakwaan," kata dia.
"Masyarakat takut karena tidak ada kebebasan, tapu saya pikir ketakutan itu tak perlu jadi jaminan, karena saya ragu dia (PM) bisa menangkap 1 juta orang," pungkas Mahathir.