KBRI Islamabad Masih Cari WNI Korban Bom Pakistan

Bom yang mengguncang Lahore Pakistan membuat Kedutaan Besar RI (KBRI) Islamabad bergerak cepat.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 28 Mar 2016, 14:44 WIB
Petugas keamanan Pakistan memeriksa lokasi ledakan bom bunuh diri di area parkir taman di Lahore, (27/3/2016). Korban tewas sebagian besar yang tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak. (REUTERS/Mohsin Raza)

Liputan6.com, Jakarta - Bom yang mengguncang Lahore Pakistan membuat Kedutaan Besar RI (KBRI) Islamabad bergerak cepat. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanantha Nasir menyatakan, hingga saat ini tak ada WNI yang jadi korban. Baik korban jiwa ataupun luka.

"KBRI di Islamabad melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada informasi mengenai adanya WNI yang menjadi korban dalam serangan bom tersebut," jelas pria yang kerap disapa Tata itu kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (28/3/2016).

"KBRI Islamabad terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan dan rumah sakit di Lahore untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai kemungkinan WNI yang menjadi korban," tutur dia.

Dia pun mengingatkan, bagi WNI yang membutuhkan informasi tentang perkembangan teror bom di Pakistan dapat menghubungi hotline KBRI Islamabad di nomor +92 345 857 1989.

Pakistan kembali diguncang bom. Lebih dari 70 orang tewas dan 300 orang mengalami luka saat sebuah ledakan hebat terjadi di taman kota Gulshan-e-Iqbal, Lahore, Pakistan, Minggu 27 Maret 2016 sore hari waktu setempat.

Dia mengatakan, Indonesia sudah mengeluarkan kecaman keras atas aksi teror ini. Pemerintah pun menegaskan tak akan menolerir teror dalam bentuk apapun.

"Indonesia kembali menegaskan bahwa aksi terorisme atau kekerasan dalam bentuk dan manifestasi apapun tidak dapat ditoleransi," sambung Tata.

Oleh sebab itu, pemerintah mendorong agar negara-negara di dunia bergandeng tangan menghadapi ancaman teror.

"Di saat sebagian umat di dunia dan juga di Pakistan merayakan Hari Raya Paskah, tindakan teror yang terjadi kembali menunjukan pentingnya komunitas internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi ekstrimisme dan radikalisme," pungkas Tata.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya