Liputan6.com, Jakarta Ram Paudel, seorang fotografer dokumenter kembali ke negara kelahirannya di Nepal untuk mendokumentasikan kehidupan suku Raute yang dikenal nomaden. Hidup di hutan kaki gunung Himalaya, mereka yang disebut dengan “Raja Hutan” telah hidup selama berabad-abad dengan berburu binatang, mengumpulkan makanan dari hutan, dan menjual beraneka kerajinan yang dibuat dari kayu.
Motivasi Ram Paudel untuk mendokumentasikan si Raja Hutan makin tinggi, setelah dirinya mendengar kabar bahwa suku Raute telah membuka diri untuk orang luar.
Seperti diberitakan weather, Senin (28/3/2016), Paudel menghabiskan lima minggu untuk memotret suku Raute. Mengingat dirinya tidak diizinkan untuk menginap di perkemahan mereka, Paudel tidur di suatu desa petani yang lokasinya paling dekat dengan perkemahan suku Raute. Dengan begitu, dirinya harus rela bangun tiap pagi dan mendaki untuk sampai ke perkemahan suku Raute demi mendapatkan foto yang diinginkannya.
Baca Juga
Advertisement
“Saya ingin mengambil potret individu dengan latar belakang alam mereka, tanpa terlalu banyak sinar matahari. Saya selalu mencari cahaya alami yang sempurna. Itu sebabnya, saya bangun pagi-pagi sekali setiap hari," ungkapnya.
Selama petualangannya mengikuti aktivitas suku Raute, kedekatan Ram Puadel dengan komunitas tersebut cepat menjadi intim. Hal tersebut bukan tanpa sebab, meski suku Raute memiliki logat yang khas, namun mereka juga memiliki kesamaan bahasa dengan Ram Paudel.
Sepanjang perjalanannya mengikuti suku Raute, Ram Paudel mengakui bahwa dirinya memiliki respek yang tinggi terhadap mereka yang mempertahankan gaya hidup nomaden di abad 21. “Mereka bangga menikmati kebebasan cara hidup mereka dan hubungan yang mendalam mereka dengan alam. Saya memutuskan untuk mendokumentasikan gaya hidup mereka, agar dikenal banyak orang bahkan orang-orang yang tidak tahu tentang keberadaan mereka,” ungkap Paudel.
Namun demikian, Paudel mendapati masa depan suku Raute yang suram dan serba tidak pasti. Populasi binatang di hutan makin menurun, barang plastik menggantikan barang-barang kayu karena dianggap lebih murah dan mudah, dan perubahan iklim mengubah hutan tempat mereka tinggal.
“Mereka berkata kepada saya, akan ada masa hujan tidak akan turun dalam waktu lama, yang berarti bahwa sayuran dan makanan lain yang mereka butuhkan tidak ada lagi di hutan. Para sesepuh juga terus berusaha agar identitas unik mereka tidak hilang di generasi muda yang mulai menunjukkan ketertarikannya pada dunia luar,” kata Paudel menambahkan.
Dengan pengalaman unik yang didapatnya tersebut, Ram Paudel dalam waktu dekat berencana menerbitkan sebuah buku yang menceritakan tentang suku Raute berdasarkan foto-foto dokumenternya.