Liputan6.com, Batam - Kamp Sinam di Pulau Galang, Kepulauan Riau, bak perkampungan hantu. Lokasi bekas penampungan pengungsi manusia perahu asal Vietnam itu hanya menyisakan bangunan-bangunan tua tak berpenghuni. Sebagian di antaranya bahkan sudah tak lagi utuh, seperti barak tempat tinggal pengungsi, rumah sakit, dan kantor UNHCR.
Selain bangunan, jejak-jejak keberadaan makhluk gaib juga tertinggal di kawasan tersebut. Sumardi (51), pengelola Kampung Vietnam, menyebutkan banyak kejadian aneh sejak ditinggal penghuni kampung. Suatu waktu, sebuah sosok pernah menampakkan diri saat selfie di salah satu bangunan yang menjadi tempat bunuh diri korban perkosaan.
"Ada salah seorang pengunjung yang tiba-tiba sakit setelah selfie di monumen kemanusiaan," ujar Sumardi di Kampung Vietnam di Pulau Galang, Senin (28/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya pengunjung, Sumardi juga mengalami hal yang sama saat giliran jaga. Ia pernah melihat bayangan banyak orang yang kadang diselingi suara rintihan, tangisan, dan tawa. Ia awalnya menganggap penampakan itu hanya halusinasi semata.
Namun jika ditelusuri ke belakang, sebanyak 503 pengungsi Vietnam meninggal di lokasi dan dikuburkan di tempat itu. Sebagian pengungsi tewas karena wabah penyakit bawaan, tapi tidak sedikit yang bunuh diri akibat depresi.
Tekanan psikologis itu dialami salah seorang perempuan Vietnam setelah ia diperkosa oleh tujuh orang sekaligus. Ia nekat mengakhiri hidup di lokasi yang kini menjadi tempat berdiri Patung Kemanusiaan.
"Tekanan-tekanan jiwa akibat tingkat kriminalitas antarpengungsi sangat tinggi. Terjadi pemerkosaan, penyiksaan dan meninggal karena bunuh diri akibat depresi," tutur Sumardi.
Ada pula pengungsi yang nekat menyabet dirinya dan bakar diri setelah status pengungsinya ditolak UNHCR. Ia sengaja membakar dirinya di depan kantor badan PBB yang mengurusi soal pengungsi itu.
Ada pula kisah kopral Vietnam Selatan yang gantung diri. Pemicunya sama, ditolak status pengungsinya.
"Dulu masyarakat di sekitar sini dilarang berinteraksi dengan pengungsi," pungkas Sumardi.