Liputan6.com, Jakarta - Jika para pemain Brasil dan Argentina tersebar ke seluruh penjuru dunia, lain halnya dengan pemain asal Britania Raya. Rata-rata, para pemain asal Negeri Ratu Elizabeth itu memilih berkompetisi di dalam negeri.
Bisa jadi, salah satu penyebab pemain Britania Raya jarang berkarier di luar adalah faktor keberhasilan. Ya, dari jumlah yang sedikit itu, kesuksesan jarang sekali menghampiri pemain Britania Raya yang bermain di luar negeri.
Baca Juga
- Legenda Liverpool Minta Klopp Pertahankan Dua Pemain Ini
- Football Leaks Bocorkan Nilai Transfer Luis Suarez
- 5 Gelandang Terbaik di Era Premier League
Advertisement
Para pemain Britania Raya yang sukses di luar negeri mungkin bisa dihitung jari. Contoh yang paling diingat adalah David Beckham yang sukses bersama Real Madrid, Paris Saint Germain (PSG), dan Los Angeles Galaxy.
Bagaimana dengan yang gagal? Tentu jumlahnya lebih banyak dari yang sukses. Tanpa berpanjang-panjang lagi, berikut lima pemain Britania Raya yang gagal ketika bermain di luar negeri.
Micah Richards
5. Micah Richards (Fiorentina)
Setelah terbuang dari skuat Manchester City, Micah Richards mencoba peruntungannya di Liga Italia bersama Fiorentina dengan status pinjaman di musim 2014/15.
Sayangnya, bersama La Viola, karier Richards juga tak menanjak. Penyebabnya adalah pola 3-5-2 pilihan manajer Fiorentina kala itu, Vincenzo Montella. Formasi itu membuat Richards yang seorang bek kanan tak mendapat tempat di tim inti.
Selama setengah musim bersama Fiorentina, Richards hanya bermain 19 kali. Dia lalu kembali ke Liga Inggris pada musim panas 2015.
Kini, Richards bermain bagi Aston Villa dan menjabat sebagai kapten. Tugasnya adalah membawa Aston Villa keluar dari zona degradasi.
Advertisement
Ashley Cole
4. Ashley Cole (AS Roma)
Di Liga Inggris, Ashley Cole boleh saja berstatus sebagai bek kiri terbaik. Tapi di Italia, status itu tak berlaku.
Setelah kontraknya tak diperpanjang Chelsea, Cole memutuskan pindah ke AS Roma pada musim panas 2014. Dengan reputasinya di Inggris, Cole diprediksi tak kesulitan menembus tim inti meski usianya tak muda lagi.
Sayang seribu sayang, Cole justru lebih akrab dengan bench ketimbang rumput lapangan. Oleh pelatih Roma saat itu, Rudi Garcia, Cole hanya ditempatkan sebagai pemain pelapis. Total, dia hanya bermain 16 kali.
Mantan suami Cheryl Tweedy ini pun kemudian dirilis Roma meski masih menyisakan satu tahun kontrak. Cole kemudian hijrah ke Liga Sepakbola Amerika Serikat (MLS) dan bermain bersama Steven Gerrard di Los Angeles (LA) Galaxy.
Mark Hughes
3. Mark Hughes (Barcelona/Bayern Muenchen)
Hughes pindah ke Barcelona pada musim 1986, bersama dengan legenda timnas Inggris, Gary Lineker. Namun di Barca, Hughes bermain di luar posisi favoritnya.
Itu membuat pria asal Wales tersebut hanya membukukan lima gol dari 35 penampilan. Pria yang kini menjabat sebagai Manajer Stoke City itu kemudian dipinjamkan ke Bayern Muenchen.
Bersama Bayern, Hughes juga menemui jalan buntu. Dia hanya membuat tujuh gol dari 23 penampilan.
Beruntung, Hughes kemudian dilepas ke Manchester United. Di sinilah, dia mencapai puncak keberhasilan dalam kariernya dengan mempersembahkan 2 titel juara Liga Inggris, 2 Piala FA, 1 Piala Liga dan 1 Piala UEFA Cup Winners Cup.
Advertisement
Michael Owen
2. Michael Owen (Real Madrid)
Michael Owen bergabung dengan Real Madrid pada musim 2004-05 dengan bekal nama besar di Liverpool. Di Madrid, dia diberikan nomor punggung 11.
Apa daya, jejak-jejak kesuksesan Owen di Liverpool sama sekali tak terjadi di Real Madrid. Dia hanya bermain 45 kali dan membukukan 17 gol.
Torehan itu tak cukup meyakinkan bagi manajemen Madrid. Alhasil, dia pun dilego ke Newcastle United setelah hanya satu musim bermain di Liga Spanyol.
Dari Newcastle, Owen lalu bergabung dengan Manchester United sebelum pensiun di Stoke City pada musim 2013.
Jonathan Woodgate
1. Jonathan Woodgate (Real Madrid)
Dari empat pemain yang sudah disebut, Jonathan Woodgate rasanya pantas menempati nomor satu. Bagaimana tidak, Woodgate sudah menampakan kesialan bahkan sebelum dia melakoni laga debut bersama Madrid.
Ketika ditransfer dari Newcastle United, Woodgate tengah dibekap cedera. Dia pun harus menunggu hingga hampir satu tahun untuk melakukan debut.
Tak dinyana, alih-alih tampil brilian, Woodgate justru menciptakan gol bunuh diri plus satu kartu merah di laga debutnya. Ketika itu, Madrid menghadapi Athletic Bilbao.
Gerah dengan penampilan Woodgate, Madrid pun mengirimnya pulang ke Inggris. El Real meminjamkan Woodgate ke Middlesbrough sebelum akhirnya dipermanenkan The Boro -julukan Middlesbrough- pada 2007.
Advertisement