Liputan6.com, Manado - Kapten kapal tugboat Brahma 12, Peter Tonsen Barahama menjadi salah satu yang disandera kelompok Abu Sayyaf saat perjalanan dari Banjarmasin menuju Filipina. Ia sempat menuliskan curhatannya melalui akun Facebook-nya pada 23 Maret 2016.
"Sinyal mulai memudar Sama seperti ...? hmmm. Jumat sudah roaming,,artix mahal untuk komunikasi Dan juga sama seperti ... ? Hmmm," tulis Peter pada pukul 23.03 waktu setempat.
Ia tidak menyebutkan lokasi saat menuliskan pesannya tersebut. Tak ada pula komentar dari kawan-kawannya pada status tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, kabar penyanderaan Peter dan sembilan anak buah kapal (ABK)-nya ramai diperbincangkan rekannya sesama pelaut. Beberapa pelaut asal Sangihe mengunggah kondisi kapal bersama sang kapten Peter Tonsen Barahama sebelum disandera kelompok Abu Sayyaf.
Salah satunya Welmy Loway, pelaut asal Sangihe, Sulawesi Utara. Ia berharap agar sepuluh kru kapal tersebut dalam kondisi selamat.
"Ada info penyandera yang diduga dari Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan hingga miliaran rupiah. Semoga seluruh kru kapal dalam kondisi selamat," ujar Welmy, Selasa (29/3/2016).
Keberadaan kapal tugboat Brahma 12 milik perusahaan Patria Maritim Line yang mengangkut batubara dan disandera kelompok Abu Sayyaf terus dilacak. Selain Peter, ada pula Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Muhund, Suriansyah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Octavianto dan Wendi Raknadian, sebagai ABK. Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta peso atau setara Rp 15 miliar.