Liputan6.com, Jakarta Pihak maskapai Egypt Air memberitahukan lewat akun Twitter resminya bahwa negosiasi yang dilakukan antara pihak kepolisian Siprus dan pembajak membuahkan hasil.
Theguardian melaporkan bahwa keputusan akhir yang didapat adalah semua penumpang diperbolehkan turun terkecuali awak pesawat dan 5 WNA.
Menurut media Mesir, diduga setidaknya ada 8 orang warga negara Inggris dan 10 warga negara Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, sang pembajak diketahui hanya memperbolehkan wanita dan anak-anak untuk turun dari pesawat. Pembajak pun menginstruksikan polisi untuk menjauh dari area.
Maskapai komersil Egypt Air itu telah dibajak saat terbang dari Alexandria ke Kairo.
Menurut sejumlah laporan, pesawat itu membawa bom. Setidaknya ada 1 pembajak membawa senjata dan memaksa maskapai itu untuk mendarat di Siprus
Menurut juru bicara Egypt Air, maskapai berjenis Airbus A320, membawa 82 penumpang.
Burung besi bernomor penerbangan MS 181 itu seharusnya mendarat di Kairo pada pukul 7.15 pada Selasa (29/3/2016). Namun, salah seorang pembajak memaksa untuk mendarat di Bandara Larnaca, Siprus. Ia mengancam pilot bahwa tubuhnya telah dipasang bom, seperti dilansir dari Bloomberg.
"Egypt Air dengan 82 penumpang mendarat di Bandara Larnaca, kami masih menunggu tanpa kepastian setelah ini," tulis juru bicara maskapai.
Sementara, menurut Androulla Vassilou, mantan komisoner Uni Eropa yang tengah berada di Siprus menulis dalam Twitternya kondisi bandara cukup mencekam dan berjanji akan membebaskan sandera.
"Para penyandera meminta polisi pergi, karena mereka berencana membebaskan anak-anak dan wanita," tulis Vassilou.
Pejabat di Siprus mengatakan, pembajak lebih dari 1 orang.