Liputan6.com, London - Anomali terjadi dalam persaingan di klasemen papan atas Liga Inggris musim ini. Beberapa klub yang biasanya tak masuk empat besar, tiba-tiba menguasai papan atas, seperti Leicester City dan Tottenham Hotspur.
Bukan hanya itu, West Ham United terbilang klub yang juga tampil mengejutkan di kompetisi Liga Inggris musim ini. West Ham malah masih berpeluang finis di posisi empat besar, karena hanya terpaut satu poin dari Manchester City, yang menduduki peringkat keempat sementara.
Performa menawan klub-klub tersebut tentu tidak terlepas dari kemampuan para manajer menangani skuat yang ada. Para pemain yang mereka miliki sanggup menerima instruksi hingga tim bisa bersaing di papan atas.
Malah, ada manajer yang baru pertama kali mencicipi kerasnya persaingan di Liga Inggris, tapi bisa membuktikan diri. Peran manajer sangat besar dalam menentukan kesuksesan sebuah klub, Liputan6.com mencoba mengangkat tiga manajer Liga Inggris yang mengejutkan musim ini:
Claudio Ranieri
1. Claudio Ranieri (Leicester City)
Prestasi Leicester City mampu memuncaki klasemen Liga Inggris hingga saat ini tak lepas dari peran Claudio Ranieri. Bahkan, The Foxes kini difavoritkan menjuarai kompetisi kasta tertinggi di Liga Inggris, padahal awal musim ini mereka dinilai akan terseok-seok keluar dari zona degradasi.
Sampai pekan ke-31, Leicester telah mengoleksi 66 poin, memimpin lima poin dari Tottenham Hotspur yang berada di posisi kedua. Kompetisi Liga Inggris musim ini masih menyisakan tujuh pertandingan lagi dan penampilan Leicester tergolong stabil.
Ranieri memiliki taktik jitu hingga mampu membawa anak-anak asuhannya bisa memuncaki klasemen. Bukan hanya itu, pendekatannya terhadap para pemain Leicester juga menjadi salah satu penyebab Jamie Vardy dan kawan-kawan menggila di atas lapangan.
Torehan ini terbilang mengesankan bagi Ranieri, yang catatannya tidak meyakinkan di liga domestik. Ranieri memang pernah juara Coppa Italia, Copa del Rey, dan Piala Super Eropa, tapi belum sekalipun dia membawa tim juara di kompetisi kasta tertinggi di sebuah negara.
Bila Leicester juara, ini akan menjadi gelar liga domestik pertama sepanjang karier kepelatihan pria berusia 64 tahun ini. Bukan hanya itu, Leicester juga akan pertama kalinya merebut gelar Liga Inggris sepanjang sejarah mereka berdiri.
Advertisement
Slaven Bilic
2. Slaven Bilic
Berasal dari Kroasia, kompetisi Liga Inggris sesungguhnya bukan sesuatu yang asing bagi Slaven Bilic. Ketika masih aktif menjadi pemain, Bilic pernah memperkuat dua klub Inggris, Everton dan West Ham United.
Sejak musim panas tahun lalu, Bilic kembali ke West Ham, tapi kali ini sebagai manajer tim. Pada musim perdananya melatih di Liga Inggris, Bilic mampu memukau banyak kalangan dengan performa yang diperlihatkan The Hammers.
Perekrutan pemain yang tepat juga menjadi salah satu kelebihan Bilic sebagai manajer. Racikan Bilic sanggup membuat West Ham sekarang berada di peringkat kelima klasemen sementara, padahal musim lalu sempat nyaris terdegradasi.
Para pemain The Hammers bermain tanpa beban, kendati mereka masih memiliki kans meraih tiket kualifikasi Liga Champions musim depan. Bilic dikenal sebagai motivasi ulung dan ia sejak lama disebut-sebut salah satu pelatih paling berbakat yang bisa menorehkan prestasi gemilang bila dipercaya menukangi klub besar.
Mauricio Pochettino
3. Mauricio Pochettino
Baru tiga klub yang ditangani Mauricio Pochettino, tapi itu sudah memperlihatkan kemampuan kepelatihannya, Pochettino sejak musim lalu sudah dipercaya menangani Tottenham Hotspur, setelah musim mengesankannya bersama Southampton.
Musim pertamanya bersama Spurs, manajer asal Argentina ini membawa klub asal London Utara finis di peringkat kelima. Musim ini, Spurs masih berpeluang menjadi juara Liga Inggris, bersaing bersama Arsenal dan Leicester City.
The Lilywhites hanya terpaut lima poin dari Leicester yang memuncaki klasemen sementara Liga Inggris. Penampilan Spurs di bawah asuhan Pochettino terbilang meningkat secara drastis terutama dari segi permainan dan kekompakan baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan.
Pochettino juga berani menurunkan pemain-pemain muda, dan terbukti keputusannya itu membuahkan hasil. Dele Alli, Harry Kane, Eric Dier, dan Tom Carroll merupakan sederet pemain muda yang menjadi tumpuan Spurs selama ditukangi Pochettino.
Advertisement