Kemlu Siprus: Pembajak Egypt Air Bernama Seif Eddin Mostafa

Pembajak Egypt Air bukan Ibrahim Samaha seperti yang diberitakan sebelumnya. Ia kini masih menahan 3 kru kabin dan 4 WNA.

oleh Adanti Pradita diperbarui 29 Mar 2016, 18:28 WIB
Seorang polisi berjaga di dekat pesawat milik maskapai Mesir, EgyptAir, yang dibajak dan dipaksa mendarat di Bandara Larnaca, Siprus, Selasa (29/3). Pembajak adalah seorang penumpang yang mengklaim membawa sabuk bahan peledak. (REUTERS/Yiannis Kourtoglou)

Liputan6.com, Kairo- Kementerian Luar Negeri Siprus telah berhasil mengidentifikasi pembajak Egypt Air yang sebenarnya (29/3/2016). Namanya adalah Seif Eddin Mostafa, bukan Ibrahim Samaha seperti yang diberitakan di sejumlah media sebelumnya. 

Dilansir dari dailynewsegypt, Ibrahim Samaha, seorang profesor kedokteran hewan di Alexandria University yang awalnya diduga sebagai pembajak, mengaku pada BBC bahwa ia merupakan salah satu dari total 52 penumpang yang dibebaskan.

Samaha bahkan mendeskripsikan detik-detik bagaiaman pesawat itu dibajak.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi. Saat sudah di atas pesawat dan terbang, kami dikagetkan para kru mengambil seluruh paspor kami. Sangat tidak biasa bagi penerbangan domestik. Lalu, beberapa dari kami sadar, ketinggian pesawat semakin tinggi dan rupanya kita semua mendarat di Siprus," kata Samaha kepada BBC.

"Awalnya, kami diberitahu oleh kru ada masalah dengan pesawat, baru kemudian kami sadar, pesawat telah dibajak."

 

Menteri Penerbangan Sipil Siprus, Sherif Fathy menyatakan melalui sesi konferensi pers beberapa saat lalu bahwa masih ada beberapa individu yang ditahan dalam pesawat oleh pembajak. 

"Sampai detik ini, belum ada permintaan apa pun dari pembajak," ungkap Fathy.

Maskapai komersil Mesir, Egypt Air telah dibajak saat terbang pagi ini dari Alexandria ke Kairo. Burung besi bernomor penerbangan MS 181 yang membawa 81 penumpang itu seharusnya mendarat di Kairo pada pukul 7.15 waktu setempat.

Pembajak diduga menginstruksikan pilot untuk mengarah ke Istanbul namun bensin tidak cukup dan akhirnya mendarat di bandara Larnaca, Siprus. Terlebih,  Ia sempat mengancam pilot bahwa tubuhnya telah dipasang bom, seperti dilansir dari Bloomberg.

Proses negosiasi pun berlangsung dengan pihak otoritas negara setempat. Awalnya, pembajak diketahui hanya memperbolehkan wanita dan anak-anak untuk turun dari pesawat. Namun cnn melaporkan sekarang 3 kru kabin dan 4 WNA masih tertahan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya