7 Tahun Melaut, Sandera Abu Sayyaf Ini Pertama Kali ke Filipina

Sepuluh WNI anak buah kapal (ABK) Tugboat Brahma 12 masih ditawan oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 30 Mar 2016, 11:41 WIB
Syarat pembebasan 10 WNI, penyandera yang berasal dari kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan.

Liputan6.com, Jakarta - Sepuluh WNI anak buah kapal (ABK) Tugboat Brahma 12 masih ditawan oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Kabar terakhir menyebutkan, 10 ABK itu masih dalam kondisi aman.

Kabar itu disampaikan langsung salah satu ABK di kapal tersebut, Alvian Alvis Petty kepada sang istri, Youla Lasut (31) pada Minggu 27 Maret 2016.

Youla mengatakan, pihak keluarga sudah mendapatkan konfirmasi dari perusahaan tempat suaminya bekerja bahwa saat ini sedang dilakukan negosiasi. Abu Sayyaf meminta tebusan sekitar Rp 14 miliar.

Dia mengaku tak sabar mendengar kabar baik dari hasil negosiasi yang kini diupayakan oleh pemerintah dan perusahaan tempat suaminya bekerja.

"Pengin cepet-cepet ada kabar bahagia dari suamiku (Alvian)," kata Youla saat ditemui di kediamannya di Jalan Swasembada Barat 17 nomor 25 RT 03/03, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (30/3/2016).

Youla menuturkan, harusnya pemerintah dan perusahaan bisa mengambil langkah cepat untuk bisa memulangkan suaminya dan 9 ABK lain yang juga ikut ditawan.

Sudah 5 hari mereka ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf. Saat ini yang dilakukannya hanya terus berdoa sambil menunggu kepastian hasil negosiasi.


Pertama Kali ke Filipina

Youla masih berharap sang suami bisa kembali menghubunginya untuk memastikan kondisinya masih baik-baik saja.

"Jadi, tolonglah dipercepat. Bukan karena keluarga (suami), saya sebagai istri nggak pernah telepon-teleponan. Tiba-tiba saya harus dengar kabar seperti ini," ujar ibu dua anak itu sambil sesenggukan.

Youla masih tidak percaya sang suami ditawan oleh teroris. Baru 2 bulan Alvian bekerja di perusahaan tersebut, meski dia sudah lama mengarungi lautan, yakni sejak 7 tahun lalu.

"Baru kali ini ke Filipina. Ini pengalaman pertama. Di perusahaan yang ini baru 2 bulan. Pengalaman jadi ABK kurang lebih tujuh tahun lah jadi pelaut," tutur Youla.

Sebelumnya, Alvian masih sempat mengabarkan jika dirinya akan menuju Filipina melalui Malaysia. Nahas, saat melintasi wilayah Tawi-tawi perairan Filipina, Kapal Brahma 12 dan tongkang Anand 12 dibajak kelompok Abu Sayyaf.

"Jumat masih SMS, dia bilang nanti mau beli nomor Malaysia dulu, supaya bisa menelepon tanpa roaming," pungkas Yola.

Di kapal Brahma 12, Alvian bertugas sebagai 'second officer' atau mualim dua. Alvian bersama 9 ABK WNI lainnya saat itu diketahui sedang mengangkut 7.000 ton batu bara untuk dibawa ke Filipina.

Alvian dan 9 ABK lainnya bekerja di PT Patria Maritime Line yang berkantor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya