Liputan6.com, Jakarta - Tak ada firasat apapun yang dirasakan orangtua Wendi Rakhadian, anak buah Kapal Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Tidak pernah terbesit Wendi akan mengalami nasib buruk saat melaut.
"Semua profesi ada risiko, kita saat ini hanya bisa terus berdoa untuk keselamatan Wendi," kata Aidil (55) ayah Wendi pada Liputan6.com, Padang, Rabu (30/3/2016).
Dia tegar menghadapi kenyataan anaknya disandera perompak kapal bersama 9 WNI lainnya. Setiap waktu, ujar Aidil, dia menghubungi telpon genggam si sulung dari tujuh bersaudara.
"Telepon sering, tapi ndak pernah berhasil, menurut kabar perusahaan pemilik kapal, Wendi dan rekannya ditahan di sebuah pulau," ujar Aidil.
Pagi ini, perusahaan kapal yang dibajak Abu Sayyaf kembali menghubungi keluarga. Mereka mengabarkan anaknya dalam kondisi sehat. "Anak bapak sehat-sehat saja," kata Aidil menirukan ucapan perwakilan perusahaan.
Baca Juga
Advertisement
Dia pun mengaku percaya dengan kabar tersebut. Dia percaya Wendi akan memenuhi janji orangtuanya untuk pulang ke rumah di daerah Pasar Ambacang, Padang, pada Mei 2016.
Sejak berlayar 7 bulan lalu, Wendi baru pulang menemui keluarganya saat Lebaran 2015. Sebelum disandera kelompok Abu Sayyaf, Wendi sempat menghubungi keluarganya pada Rabu 23 Maret 2016. Dia mengabarkan sedang berada di Kapal Brahma 12 menuju Filipina membawa batu bara.
Ini merupakan kali keempat Wendi berlayar ke kawasan tersebut membawa batu bara. Pihak penyandera meminta tebusan sekitar Rp 14 miliar untuk membebaskan 10 awak kapal. Penyanderaan Kapal Motor Brahma 12 diduga terjadi di Perairan Laguyan, Tawi-tawi, Mindanao Selatan.
Data Indonesia Liason Officer TNI, 10 nama kru kapal yang dibajak yang disandera, yakni Peter Tonsen Barahama, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Oktavianto, Reynaldi, dan Wendi Rakhadian.