5 Alasan Lorenzo Harus Pindah Ducati

Masa depan Jorge Lorenzo bersama tim Yamaha Movistar tak kunjung menemui titik terang.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 30 Mar 2016, 19:41 WIB
Rider Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo di Sirkuit Silverstone, Inggris (Reuters)

Liputan6.com, Buenos Aires - Masa depan Jorge Lorenzo bersama tim Yamaha Movistar tak kunjung menemui titik terang. Pembalap MotoGP asal Spanyol itu masih belum sepakat dengan tawaran dari pihak Yamaha.

Padahal rekan Lorenzo,Valentino Rossi telah sepakat memperbarui kontraknya sejak dua pekan lalu. Tak heran rumor kepergian Lorenzo pun terus mencuat.

Baca Juga

  • Yaya Toure Bersiap Tinggalkan Manchester City
  • Cetak Gol ke-50, Messi Samai Rekor Legenda Roma
  • 5 Pesepak Bola Ini 'Hancur' Diasuh Jurgen Klopp



Apalagi ada kabar Ducati juga telah mengajukan penawaran kontrak pada Lorenzo. Sehingga membuat pembalap itu bimbang menentukan pilihan.

Berikut lima alasan kenapa Lorenzo harus pindah ke Ducati dalam waktu dekat seperti dilansir Speedweek.


1. Tantangan baru

Jorge Lorenzo (KARIM JAAFAR / AFP)

Tantangan baru merupakan alasan pertama dan terpenting Lorenzo pindah ke Ducati. Maklum, ia sudah bergabung ke Yamaha sejak tahun 2008.

Menjadi kampiun di MotoGP merupakan sebuah prestasi. Dan Lorenzo sudah tiga kali menjadi juara dunia di ajang tersebut.

Tentu jika dia pindah tim dan menjadi juara akan menjadi prestasi yang lebih hebat lagi. Apalagi Ducati telah beberapa kali mencoba untuk menjadi juara dunia dan gagal.

Jika dia pindah ke Ducati maka nilai Lorenzo sebagai pembalap akan semakin meningkat. Sama seperti Valentino Rossi yang berani pindah dari Honda, Yamaha dan Ducati.


2. Meruntuhkan keraguan publik padanya

Pebalap Yamaha Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi (Reuters)

Tak ada yang meragukan talenta Jorge Lorenzo sebagai pembalap MotoGP. Pasalnya ia sudah merengkuh gelar juara dunia sebanyak tiga kali.

Bahkan dia juga sudah dua kali menjadi kampiun di kelas 250 cc. Namun tak sedikit yang menyangsikan kemampuan pembalap asal Spanyol tersebut.

Sehingga pindah ke Ducati bisa menjadi jalan untuk membungkam pengkritiknya. Apalagi jika ia sukses menjadi juara di sana.

Bukan tak mungkin para pembenci Lorenzo akan menjadi fansnya jika ia jadi pindah.


3. Jadi legenda sesungguhnya di MotoGP

Pembalap Yamaha Jorge Lorenzo saat melakukan sesi latihan bebas di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, Sabtu (24/10/2015). Lorenzo menegaskan ia merasa tidak tertekan jelang bergulirnya MotoGP Malaysia. (REUTERS/Olivia Harris)

Banyak pembalap yang menjadi juara di kelas utama atau yang sekarang disebut MotoGP. Namun hanya ada lima pembalap yang benar-benar disebut juara.

Mereka adalah Geoff Duke, Giacomo Agostini, Eddie Lawson, Valentino Rossi, dan Casey Stoner. Pasalnya mereka sempat berpindah tim dan tetap menjadi juara.

Sedangkan pembalap legenda lain seperti Kenny Roberts, Mick Doohan,  Freddie Spencer, Wayne Rainey tidak berani pindah tim untuk mencari tantangan baru. Jika Lorenzo berani pindah, maka ia akan sejajar dengan pembalap hebat lainnya.


4. Melampaui prestasi Rossi

Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi ( AFP PHOTO / JOSEP LAGO )

Ada satu prestasi yang bisa dilampaui Lorenzo ketimbang Rossi di Ducati. Yakni berusaha menjadi juara dunia ataupun juara satu seri.

Ya, saat bergabung dengan Ducati tahun 2011 hingga 2012, Rossi dianggap gagal. Pasalnya prestasi terbaik Rossi selama di sana hanya menjadi runner up di seri Le Mans dan Misano.

Jadi jika Lorenzo pindah ke Ducati dan sukses juara maka anggapan kalau dia pembalap kedua ketimbang Rossi akan hancur dengan sendirinya.


5. Uang

Jorge Lorenzo (depan) saat berada di depan Marc Marquez (Kareem/AFP)

Uang menjadi alasan terbesar Lorenzo harus pindah secepatnya ke Ducati. Maklum, penawaran pabrikan asal Italia itu memberikan kontrak yang jauh melebihi Yamaha.

Kabarnya Yamaha hanya berani membayar delapan juta dolar AS (Rp 105 miliar) per tahunnya di kontrak baru. Sementara Ducati kabarnya berani membayar hingga 11 juta dolar AS (Rp 145 miliar).

Meski Lorenzo sudah bergelimang uang, namun tawaran Ducati bisa jadi menggoyahkan pikirannya. Apalagi di Ducati ia bisa menjadi ikon tim tersebut, ketimbang bertahan di Yamaha yang lebih mengutamakan Rossi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya