Liputan6.com, Semarang - Sejak kemarin, petugas bea cukai mengerahkan dua anjing pelacak di Bandara Ahmad Yani Semarang. Mereka bertugas memeriksa bawaan setiap penumpang yang turun di bandara tersebut.
Anjing-anjing pelacak itu menemani para petugas bea cukai mendeteksi para penumpan dan barang bawaannya. Pemeriksaan itu lebih difokuskan pada para penumpang yang berasal dari luar negeri.
Menurut Communication Officer Angkasa Pura I Semarang, Hidya Putri Ramadina, para petugas Bea Cukai Bandara Ahmad Yani itu bekerja di dua titik pemeriksaan. Para anjing itu diharapkan bisa mendeteksi keberadaan narkoba sekaligus mencegah penyelundupan senjata api maupun bom yang mungkin diselundupkan penumpang.
"Tiap petugas dengan seekor anjing akan memeriksa dua titik. Yaitu barang di kabin dan bagasi," kata Hidya, Kamis (31/3/2016).
Baca Juga
Advertisement
Para penumpang di terminal kedatangan penumpang international Bandara Ahmad Yani Semarang diminta berbaris satu lajur sebelum masuk terminal kedatangan. Kemudian, petugas bea cukai dengan anjing pelacaknya mengecek barang kabin penumpang satu per satu dalam barisan.
"Untuk bagasi, pemeriksaan lebih sederhana. Barang-barang milik penumpang Bandara Ahmad Yani Semarang itu ditata berjajar sebelum masuk konveyor. Kemudian mereka diperiksa petugas dengan anjing pelacak," tutur Hidya.
Tuai Protes
Metode pemeriksaan yang melibatkan anjing pelacak itu menuai protes sejumlah penumpang. Anas, salah satu penumpang Air Asia menyebutkan liur anjing dalam agama Islam termasuk najis.
Karena itu, sebagai umat muslim, pemeriksaan dengan anjing pelacak jelas mengganggu.
"Semua juga tahu, anjing kan najis bagi muslim. Harusnya bea cukai lebih kreatif. Kan bisa menggunakan metode lain," kata Anas kepada Liputan6.com.
Anas dan sejumlah penumpang lain di Bandara Ahmad Yani Semarang berupaya memprotes prosedur itu. Para petugas berusaha berkompromi dengan memeriksa manual para penumpang, sedangkan anjing untuk memeriksa barang bawaan saja.
Anas dan sejumlah penumpang yang sempat protes akhirnya mengalah dan hanya menggerutu saja. Mereka diyakinkan anjing pelacak yang dilibatkan dalam pemeriksaan terlihat sehat dan tidak meneteskan air liur.
"Bagaimanapun, mereka harus mengikuti aturan yang ada," ucap Hilda.
Bandara Ahmad Yani Semarang tergolong telat menerapkan produr pemeriksaan dengan anjing pelacak. Kebijakan itu sebenarnya sudah berlaku sejak Desember 2015, tapi baru diberlakukan di Bandara Ahmad Yani pada Februari 2016.