Menlu Cari Opsi Terbaik Bebaskan WNI Tersandera Abu Sayyaf

Menlu Retno menolak membeberkan opsi apa yang akan diambil Kemlu terhadap 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf di Filipina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 31 Mar 2016, 13:08 WIB
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi berpose usai melakukan pertemuan di Gedung Pancasila, Jakarta, (12/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan upaya pencarian terhadap 10 WNI yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina terus dilakukan. Para ABK tersebut diduga disandera sejak awal pekan ini.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, pemerintah siap bekerja keras agar para WNI ini bisa lepas.

"Penjajakan opsi terbaik terus dilakukan," kata Menlu Retno di Ruang Palapa kantor Kemlu, Jakarta Kamis (31/3/2016).

Walau begitu, Menlu menolak membeberkan, opsi apa yang akan diambil Kemlu. Dia hanya memastikan akan koordinasi antar lembaga terkait strategi pembebasan terus dilakukan.

"Dalam 3 hari terakhir, koordinasi dan komunikasi semakin diintensifkan," ucapnya.

10 WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal itu disandera kelompok teroris Abu Sayyaf saat kapal mereka memasuki perairan Filipina. Ada 2 kapal yang dibajak yakni kapal Brahma 12 dan kapal Anand 12. Keduanya mengangkut batu bara seberat 7.000 ton.

Berdasarkan informasi, Kemlu mengetahui kedua kapal dibajak saat dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju Batangas, Filipina Selatan. Meski demikian, tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya