Restorasi Gambut Dimulai di 4 Kabupaten Ini

Kepala BRG Nazir Foead menjelaskan luas lahan yang akan direstorasi mencapai 834.491 hektar.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 31 Mar 2016, 13:49 WIB
Paku bumi untuk memadamkan kebakaran lahan gambut. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Restorasi Gambut (BRG) yang dibentuk pada Januari 2016 lalu mulai bekerja. Badan tersebut memutuskan untuk melakukan restorasi di 4 kabupaten.‎ Salah satu alasan pemilihan lokasi itu adalah latarbelakang kebakaran 5 tahun terakhir.

"Rencana lokasi restorasi di 4 kabupaten, yakni Kepulauan Meranti (Riau), Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin (Sumatera Selatan), dan Pulang Pisau (Kalimantan Tengah)," kata Kepala BRG Nazir Foead, di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Pemetaan daerah restorasi di 4 kabupaten itu dikerjakan bersama instansi negara lainnya, seperti Kementerian Lingkuhan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bappenas, Badan Informasi dan Geospasial (BIG), juga melibatkan NGO.


Nazir menjelaskan luas lahan yang akan direstorasi mencapai 834.491 hektar, yang terdiri dari 77 persen kawasan budidaya dan 23 persen kawasan lindung. Ia melanjutkan restorasi ini dilakukan dengan merangkul masyarakat, untuk menghindari dampak sosial yang tidak diinginkan.

"BRG memaknai restorasi gambut sebagai restorasi sosial di mana partisipasi dan kesejahteraan masyarakat adalah kuncinya. Karena itu, desa akan menjadi pusat aksi restorasi," tutur Nazir.

Nantinya, BRG akan membangun infrastruktur pembasahan gambut atau kanal blocking, pembuatan persemaian, penanaman di lahan gambut, dan pemasangan sumur pipa bor.

Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Myrna Safitri juga mengajak akademisi ikut membantu program ini. Beberapa universitas yang diajak terlibat antara lain adalah Universitas Riau, Universitas Palangkaraya, UNS, UGM, Universitas Jambi, dan Universitas Sriwijaya.

"Target relawan dan mahasiswa yang akan dilibatkan berjumlah 2 ribu orang per tahun," kata Myrna.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya